NGAWI - Menjamurnya toko modern atau minimarket membuat resah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Ngawi.
Hal tersebut dirasakan pemilik toko rumahan bernama Hari warga Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi. Hari menuturkan, sebetulnya keresahan sudah lama ia rasakan.
"Kami resah dengan keberadaan minimarket yang bermunculan di Ngawi. Meskipun kami berinovasi, kami tetap kalah dengan toko modern seperti Alfamart dan Indomaret," ungkap Hari kepada suaraindonesia.co.id pada Selasa (28/2/2023).
"Mereka pebisnis yang banyak modal, barangnya langsung dari pabrik tentu harga juga ada perbedaan dengan kami yang hanya toko biasa. Mereka bangun di mana-mana, sedangkan kami hanya toko yang juga jadi rumah kami," tambahnya.
Kendati begitu, Hari mengaku akan bertahan di tengah persaingan yang berat, meskipun toko yang ia miliki terus semakin sepi.
Namun ia berharap pemerintah daerah memberikan kebijakan yang adil, agar UMKM lokal tidak semakin punah dengan banyak berdirinya minimarket.
"Kami berharap pemerintah pusat atau daerah untuk melakukan penataan berdirinya minimarket, sehingga kami toko yang bermodal kecil ini bisa tetap hidup," pintanya.
Sementara itu Kepala Bidang Perizinan dan Pelayanan Masyarakat Lukas mengatakan, hingga Februari 2023 tercatat di Ngawi ada 126 minimarket modern yang beroperasi.
"Data dari OSS RBA hingga saat ini berjumlah 126 minimarket yang beroperasi di Ngawi, mereka mengurus perizinan langsung ke pusat melalui OSS," kata Lukas.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi