SUMENEP- Sejumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang ada di Kabupaten Sumenep, diduga tidak beroperasi kurang lebih selama satu tahun.
Salah satunya seperti yang terjadi di Desa Errabu, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.
Dugaan tersebut bermula saat sebelumnya, salah seorang warga setempat yang telah berkali-kali mendatangi BUMDES di tempatnya, namun selalu dalam keadaan tutup.
“Saya sering ke BUMDES, tapi selalu tutup. Sudah setahun sepertinya, atau mungkin lebih ya,” katanya, kepada suaraindonesia.co.id, Rabu (1/3/2023).
Tak hanya itu, dirinya juga mendapatkan informasi serupa dari sejumlah kawannya yang ada di desa berbeda.
Padahal pria yang berinisial HK tersebut, merasa keberadaan BUMDES harusnya dapat membantu, dalam peningkatan ekonomi masyarakat dan mengoptimalkan aset yang dimiliki oleh desa terkait.
Dirinya meyakini bahwa, anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) untuk BUMDES bukanlah biaya yang kecil. Atas hal itu, HK menyayangkan jika badan usaha tersebut, tidak beroperasi secara maksimal.
“Anggaran untuk BUMDES pasti bukan biaya yang kecil, jadi sayag rasanya kalau tidak maksimal,” lanjutnya.
Menurut HK, seharusnya pemerintah dapat turun tangan untuk mengatasi hal tersebut, karena peran BUMDES dalam peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes), sangat krusial.
“Perlu diberikan perhatian yang serius” ucapnya.
Diketahui sebelumnya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyatakan bahwa pada tahun 2022 kemarin, dari 330 desa yang ada di Sumenep, 310 diantaranya telah membuat BUMDES, sementara 20 lainnya masih dalam proses pembentukan.
Sampai berita ini diterbtkan, pihak suaraindonesia.co.id telah berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada Kepala Desa Errabu dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, namun masih belum mendapatkan keterangan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi