SUARA INDONESIA

Sempat Bangkrut, UMKM Souvenir di Denpasar Kembali Bangkit

Muhammad Nurul Yaqin - 05 May 2023 | 22:05 - Dibaca 2.05k kali
Ekbis Sempat Bangkrut, UMKM Souvenir di Denpasar Kembali Bangkit
Pekerja souvenir sabun di Kota Denpasar, Bali terlihat serius mengemasi produk yang dihasilkan, Jumat (5/5/2023). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

DENPASAR - Meski sempat mengalami kerugian besar, tidak menyurutkan semangat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar, Bali, untuk tetap bertahan.

Salah satunya UMKM souvenir yang berada di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. UMKM ini perlahan bangkit dari keterpurukan. 

Pemilik dari UMKM souvenir tersebut adalah Ni Wayan Latisari (54) yang biasa dipanggil Latisari. Ia mengaku jika dirinya hanya meneruskan dari owner sebelumnya.

Awalnya, usaha souvenir berbahan dasar dari sabun itu dikelola oleh orang asing. Sudah berjalan kurang lebih sekitar 25 tahun.

Selama puluhan tahun berdiri, bisnis ini cukup berkembang. Bahkan bisa menjangkau pasar seluruh Provinsi Bali.

Namun, seiring berjalannya waktu bisnis souvenir tersebut mengalami kebangkrutan akibat pandemi Covid-19 dan tidak mampu lagi membayar gaji karyawannya.

"Karena tidak bisa melanjutkan, pemilik sebelumnya kembali ke negaranya. Produk souvenirnya ditinggalkan, sehingga saat ini diteruskan oleh kami," kata Latisari, Jumat sore (5/5/2023).

Sebelum bangkrut, Latisari mengaku masih menjadi karyawan di bagian produksi. Namun ia sudah memiliki ilmu dalam pembuatan produk.

Berangkat dari situ, pasca Pandemi Covid-19 sekitar pertengahan tahun 2022. Latisari membulatkan tekad untuk meneruskan usaha ini.

Meski belum genap setahun, usaha souvenir yang ia teruskan mulai bangkit. Bahkan per-bulannya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta dengan jangkauan pasar masih di wilayah Bali.

"Untuk pendapatan per bulan saya rasa cukup. Meski tidak seperti yang dikelola bos sebelumnya hingga mencapai ratusan juta. Karena memang masih pengembangan kembali," ujarnya.

Saat ini Latisari memiliki tiga karyawan yang membantu dalam pembuatan produk souvenir. Mereka tidak semua mengerjakan di rumah produksi miliknya, beberapa juga dikerjakan di rumah masing-masing.

Produk utama yang diproduksi Latisari terdapat belasan produk souvenir, seperti sabun dikemas dalam lontar, boneka kain yang didalamnya terdapat sabun mandi, ada juga dupa dan wadahnya, hingga tatakan gelas.

Harga yang sangat terjangkau membuat souvenir yang dikembangkan Latisari tetap diminati masyarakat Bali. 

"Produk yang kami jual mulai harga Rp 11 ribu, Rp 35 ribu, Rp 49 ribu hingga Rp 60 ribu. Tergantung jenisnya," sebutnya.

Kebangkitan usaha souvenir milik Latisari ini tak lepas dari peran Bank BRI yang membantu memberikan pinjaman modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus mendukung kemajuan UMKM.

Selain itu, usaha yang dikembangkan Latisari kini sudah melayani pembayaran digital. Lebih mudah dan praktis. Ditambah pemasaran secara digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya