GIANYAR - Jika di Denpasar, Bali, pendapatan pelaku UMKM sembako binaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk kian terdongkrak setelah beralih ke digitalisasi. Kali ini pelaku UMKM di kabupaten tetangga, Gianyar juga meraih sukses.
Yande Setia Wibawa Yoga (35) contohnya, pemuda asal Banjar Sasih, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ini berhasil membuka usaha laundry.
Usaha yang dirintis sejak 2019 silam di Jalan Pratu Made Rambug, Gang Jempiring, Desa Batubulan, itu telah berkembang. Bahkan Yoga kini mampu meraup omzet Rp 15 juta per bulan.
Yoga bercerita, kesuksesan usaha laundry miliknya berawal dari pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar Rp 100 juta.
Melalui pinjaman tersebut, ia gunakan untuk membeli alat dan bahan. Seperti setrika uap, mesin cuci dan alat penunjang lainnya.
"Dulu pakai modal sendiri. Tapi gitu, alat masih seadanya. Namun adanya KUR BRI, saya bisa memperbanyak alat. Ini sangat membantu keberlangsungan bisnis saya," ujarnya, Jumat (19/5/2023).
Yoga mengatakan, selama pembatasan sosial ketika pandemi Covid-19 melanda di tahun 2020. Bisnis laundry yang dijalankan sangat terpukul.
Sepinya pembeli ditambah usahanya yang baru berdiri, membuat bisnis laundry Yoga mengalami penurunan drastis.
"Sebulan laba bersih ketemu hanya Rp 100 ribu. Pandemi sangat berdampak sekali," akunya.
Seiring berjalannya waktu di tahun yang sama, Yoga memberanikan mengambil KUR di BRI guna menunjang usaha laundry nya tersebut.
"Sejak saya pinjam KUR, usaha laundry saya perlahan ada kemajuan dan sejak saat itu saya merasakan mendapatkan profit yang lumayan setiap bulannya," katanya.
Yoga menyebut, dari yang awalnya ratusan ribu perlahan meningkat ke jutaan. Sampai saat ini, usahanya tambah berkembang dan berhasil meraup omzet Rp 15 juta per bulan.
Karena pelanggan semakin banyak, Yoga kini merekrut dua orang karyawan untuk membantu usaha laundry yang dijalankannya.
"Saya berterimakasih kepada BRI yang telah mendukung UMKM kecil seperti saya untuk maju. Apalagi bunganya kecil. Pokoknya sangat membantu sekali," ungkapnya.
Kesuksesan dari bisnis laundry ini membuat perekonomian Yoga semakin terdongkrak. Dari bisnis ini, ia mampu menghidupi keluarga dan menyekolahkan kedua anaknya.
"Astungkara (rasa syukur). Mudah-mudahan kedepan bisnis laundry saya semakin baik lagi," harapnya.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten menyampaikan, sepanjang 2022 BRI Regional Office Denpasar telah menyalurkan Rp 12,4 triliun di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
Angka penyaluran KUR untuk UMKM itu sangat menggembirakan. Pasalnya, BRI Regional Office Denpasar berhasil melampaui target 100,57% dari KUR Mikro yang ditentukan sebelumnya.
"Respon positif dari masyarakat akan kehadiran KUR dengan suku bunga rendah ini menyebabkan penyerapan KUR di wilayah Bali, NTB, dan NTT dapat dimaksimalkan," ungkapnya.
Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online.
“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka," sambungnya.
Selain suku bunga yang ditawarkan sangat rendah, mulai 6 persen per tahun dengan jangka waktu maksimal sampai dengan 5 tahun. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan pinjaman dengan tenor sesuai kemampuan.
"Segmen penyalurannya masih sama, bisa untuk pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan garam rakyat, pariwisata, jasa, maupun perdagangan," jelas Recky.
Ia menambahkan, selain program KUR yang digalakkan untuk mengantarkan UMKM naik kelas, BRI juga mengajak para pelaku UMKM untuk mulai menggunakan Quick Response Code Indonesia (QRIS) dalam melakukan transaksinya.
"Karena dengan beralih ke digital bisa mendorong bisnis UMKM bertumbuh pesat. Selain mempermudah konsumen bertransaksi juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi