SUARA INDONESIA

UMKM Binaan BRI di Bali Sulap Daun Kelor jadi Keripik Bernilai Ekonomis

Muhammad Nurul Yaqin - 20 May 2023 | 18:05 - Dibaca 1.74k kali
Ekbis UMKM Binaan BRI di Bali Sulap Daun Kelor jadi Keripik Bernilai Ekonomis
I Wayan Yustiantara (50) menunjukkan produk keripik yang dihasilkan dari olahan daun kelor. (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

KLUNGKUNG - Inovasi dan kreasi UMKM binaan Bank BRI satu ini patut diacungi jempol. Daun kelor yang biasanya dijadikan sayur bening dan jamu, bisa diolah menjadi keripik gurih dan bernilai ekonomis.

Bahkan dari hasil produksi keripik kelor tersebut, pemiliknya mampu meraup cuan hingga puluhan juta per bulan.

UMKM keripik kelor itu dikembangkan oleh I Wayan Yustiantara (50), pria asal Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali.

Wayan bercerita, resep olahan daun kelor jadi keripik sudah menjadi warisan secara turun temurun di keluarganya. Terlihat di halaman rumahnya terdapat beberapa pohon kelor yang ditanam sendiri.

Selain keripik daun kelor, Wayan juga memiliki produk kacang kapri yang juga merupakan warisan dari neneknya. Namun saat itu hanya sebatas dikonsumsi pribadi.

"Saya merupakan generasi ketiga yang meneruskan resep keluarga ini. Pengembangan usaha saya dibantu oleh ibu," kata Wayan.

Seiring berjalannya waktu pada tahun 2015, Wayan tercetus ide untuk menjual produknya. Dari situ, ia mulai melakukan produksi kecil-kecilan dan dipasarkan ke tetangga sekitar.

"Respon tetangga sangat baik. Kata warga sekitar rasanya enak dan gurih," ujar Wayan, Sabtu (20/5/2023).

Karena produk yang dihasilkan diterima di masyarakat. Wayan mencoba untuk menjangkau pasar lebih luas.

Belum genap setahun, ia mencoba mendaftarkan produknya di Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali.

Secara bertahap Wayan sering mendapatkan pelatihan untuk pengembangan UMKM. Mulai dari strategi pemasaran dan pengemasan produk.

"Dari situ UMKM saya berkembang, perlahan memiliki Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan berlanjut bersertifikasi halal," ungkapnya.

Cuan yang ia dapat juga meningkat, bahkan per bulannya sempat menembus angka puluhan juta rupiah.

"Omzet ada kisaran sampai Rp 60 juta. Tapi itu masih sebelum Covid-19," akunya.

Singkat cerita ketika pandemi Covid-19 melanda, usaha keripik kelor dan kacang kapri Wayan, sangat terpukul. Ia bahkan sempat berhenti produksi sementara waktu karena terkendala modal.

Namun setiap kali jatuh, ia bangkit untuk memulainya kembali. Baginya jatuh bangun, gagal dan mencoba kembali adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis.

Ia kemudian mencoba mengajukan pinjaman modal ke BRI, dalam hal ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 50 juta.

"Suntikan modal ini saya jadikan untuk menunjang kebutuhan usaha saya. Seperti membeli bahan-bahan minyak goreng, tepung, kemasan, dan lainnya," kata Wayan.

Perlahan usahanya kembali bangkit setelah mendapatkan dukungan dari BRI. Karena sudah jadi UMKM binaan, produk yang ia hasilkan mampu menembus di deretan bursa UMKM yang lolos untuk dipasarkan waktu KTT G20 di Bali, 2022 lalu.

Baginya peran BRI sangat besar. Karena permodalan yang diberikan BRI sangat mendukung untuk pengembangan usaha keripik daun kelor dan kacang kaprinya.

"Sangat terbantu sekali. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada BRI," ungkapnya.

Selain jadi oleh-oleh khas Bali. Produk UMKM yang Wayan hasilnya sudah mulai merambah ke luar Provinsi. Seperti Depok dan Kota Bandung.

Dalam pemasarannya, Wayan juga bermitra dengan pramugari pesawat. Dari situ, ia mengaku, produk kacang keprinya digemari oleh warga di Hongkong.

"Kebetulan pramugari ini anak dari teman saya. Disitu produk saya juga dibantu dipasarkan. Bahkan pernah dibawa ke Hongkong dan digemari orang sana," kata Wayan.

Ia menambahkan, dalam beberapa waktu ke mendatang, dirinya juga akan merambah ke digital. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi. "Saat ini masih saya persiapkan," ujarnya singkat.

Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten menyampaikan, BRI terus berkomitmen mendukung sektor UMKM guna menumbuhkan perekonomian nasional.

Selain bantuan usaha melalui program KUR, BRI juga aktif menyediakan pasar untuk UMKM binaan di Bali. Seperti Pesta Rakyat Simpedes. Termasuk program literasi digital guna menjangkau pasar lebih luas.

"Kami berharap berbagai program yang telah kami gelar dapat membangkitkan perekonomian masyarakat di Indonesia, khususnya di wilayah regional kami," ungkapnya.

Recky membeberkan, sepanjang 2022 BRI Regional Office Denpasar telah menyalurkan Rp 12,4 triliun di wilayah Bali dan Nusa Tenggara dan berhasil melampaui target 100,57%.

Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online.

“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka," sambungnya.

Selain suku bunga yang ditawarkan sangat rendah, mulai 6 persen per tahun dengan jangka waktu maksimal sampai dengan 5 tahun. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan pinjaman dengan tenor sesuai kemampuan.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV