JEMBRANA, Suaraindonesia.co.id - Ni Made Parioni (48), warga Banjar Badingkayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, mengenang terakhir kali produk keripik miliknya ikut dipamerkan di Jakarta bersama UMKM pilihan dari sejumlah daerah di Indonesia.
Tepatnya pada 11 November 2022, produk Banana Chips buatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kencana Sari itu terpilih menjadi salah satu perwakilan UMKM di Jembrana untuk mengikuti bazaar Klaster Mantriku yang digelar di Kantor BRI Pusat.
Dari situ Oni mengaku dapat memperluas pasar dengan mengenalkan produk ke segmen yang berbeda dan skala yang lebih luas. Sehingga UMKM nya turut ikut naik kelas.
"Senang banget waktu itu bisa jadi perwakilan UMKM yang dikirim ke Jakarta untuk ikut pameran. Semua itu berkat bantuan Bank BRI yang beberapa tahun terakhir selalu mendampingi bisnis keripik pisang di klaster kami," ungkapnya, Senin (26/06/2023).
Oni mengatakan, peran BRI sangat besar dalam kemajuan usaha rumahan miliknya. Sejak merintis bisnis di tahun 2019, dirinya menggunakan modal pinjaman dari BRI berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 25 juta.
Dari pinjaman modal itu, Oni gunakan untuk membeli alat dan bahan penunjang yang berguna dalam keberlangsungan usahanya hingga sekarang.
"BRI juga mengajarkan kami untuk kemandirian ekonomi lewat pemanfaatan media digital. Sejak tahun 2020 UMKM kami telah menggunakan QRIS serta memasarkan produk melalui online," ujarnya.
Dengan transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard tersebut, usaha Oni terbantu. Apalagi saat mengikuti pameran UMKM yang digelar BRI maupun Pemkab Jembrana.
"Menggunakan QRIS sangat praktis dan cepat, uang langsung masuk ke rekening kita tanpa harus mencari uang kembalian. Apalagi saya sudah tiga kali ikut bazar UMKM BRI. Seluruh pegawai belanjanya pakai QRIS, sangat membantu banget," cetusnya.
Oni juga bercerita, sejak pandemi Covi-19 melanda pihaknya telah beralih memasarkan produk secara online melalui platform media sosial. Transformasi digital itu membantu bisnis UMKM nya bisa bangkit dan melewati masa sulit saat pandemi.
"Pandemi usaha kami mengalami kemerosotan penjualan. Namun terbantu dengan jualan online. Kami gencar promosi melalui facebook hingga instagram," ucapnya.
Selain berjualan online, Oni masih gencar melakukan penjualan offline. Saat ini produk Banana Chips miliknya telah menjangkau pasar ritel modern dan dipasarkan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM dan Sentra Tenun Jembrana.
"Dalam sehari, kami bisa memproduksi 4 kilogram keripik. Untuk harga cukup Rp 10 ribu per kemasan dengan berat 65 gram," tukasnya.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, perseroan terus berkomitmen dalam memberdayakan UMKM binaan yang tergabung dalam suatu klaster usaha tertentu.
Selain menyediakan akses permodalan salah satunya dengan program KUR bunga minimal hanya 6 persen per tahun. BRI juga aktif menyediakan pasar melalui bazar dan pameran UMKM.
"Dengan begitu UMKM binaan akan semakin diberdayakan dengan memberikan akses pasar yang lebih luas. BRI berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada UMKM binaan melalui mantri di berbagai daerah," cetusnya.
Selain itu, lanjut Recky, BRI aktif melakukan jemput bola melalui kantor unit dan mantri untuk mengajak pelaku UMKM beralih ke digital. Salah satunya dengan menggunakan QRIS.
"Selain kemudahan hingga jaminan keamanan, dengan QRIS pelaku UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas," tuturnya.
Ia membeberkan, hingga Mei 2023 total pedagang atau merchant QRIS BRI di wilayah Bali, NTB, dan NTT telah mencapai 201.000 lebih pengguna.
"Tahun 2023, BRI Regional Office Denpasar menargetkan mengakuisisi 151.400 merchant QRIS di wilayah Bali, NTB dan NTT untuk mendongkrak bisnis mereka," tegasnya.
Dia menambahkan, syarat mendaftar QRIS BRI tidaklah rumit. Cukup menyertakan fotocopy KTP, surat izin usaha, nomor handphone nasabah, beserta nomor rekening Bank BRI sebagai rekening penampung.
"Kemudian diajukan melalui unit kerja BRI terdekat. Pemakaian QRIS BRI tidak sekedar nasabah pinjaman, melainkan juga nasabah umum," ujar Recky.
Ia berharap program UMKM go online dapat membuka peluang pasar baru bagi UMKM di Indonesia, baik di ranah regional maupun global.
"Dengan digitalisasi UMKM bisa memiliki akses pasar yang lebih luas dan target BRI adalah makin banyak para pelaku UMKM yang naik kelas," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi