SUARA INDONESIA

Tarif Penyeberangan Jawa-Bali Naik, Pengguna Jasa Kapal Keberatan

Muhammad Nurul Yaqin - 27 July 2023 | 14:07 - Dibaca 2.07k kali
Ekbis Tarif Penyeberangan Jawa-Bali Naik, Pengguna Jasa Kapal Keberatan
Tarif penyeberangan Jawa-Bali naik mulai 3 Agustus 2023, sejumlah pengguna jasa keberatan. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Pemberlakuan kenaikan tarif di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali dan sebaliknya telah diketahui oleh masyarakat. Terutama pengguna jasa rutin penyeberangan.

Tarif penyeberangan lintasan Jawa-Bali ini akan naik mulai Kamis, 3 Agustus 2023 mendatang. Rata-rata, kenaikannya mencapai 5,93 persen. 

Kenaikan tarif penyeberangan ini menuai respon beberapa sopir angkutan barang dan sejumlah pengendara roda dua. Penyesuaian tarif tersebut dinilai membebani pengguna jasa penyeberangan khususnya di Pelabuhan ASDP Ketapang.

Salah seorang supir ekspedisi, Rizki (26) mengaku keberatan. Sebab, seiring dengan kenaikan tarif penyeberangan ini akan berdampak pada biaya jasa pengiriman.

"Selain jasa pengiriman juga naik, dampak lainnya ya kepada supir ekspedisi. Karena setiap ekspedisi, uang jalannya berbeda. Pasti ngepres seiring dengan kenaikan ini," ujarnya.

Rizki mengaku, setiap hari ia rutin menggunakan jasa penyeberangan untuk mengirim barang ekspedisi dari Surabaya menuju Denpasar, Bali.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyeberang sebesar Rp 292 ribu, karena masuk kendaraan golongan V. Sementara dengan penyesuaian tarif nantinya, biaya bertambah menjadi Rp 309.500.

"Kami keberatan sih, kalau bisa jangan naik. Tapi jika sudah ditetapkan, kami harap untuk pelayanan ditingkatkan," pinta Rizki.

Hal serupa diungkapkan Doni, supir bus pariwisata dari Jakarta tujuan Bali. Ia mengaku tidak setuju jika tarif penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dinaikkan.

Menurutnya, kenaikan tarif ini akan berpengaruh terhadap ongkos penumpang bus pariwisata tujuan Bali.

"Pastinya wisatawan mengeluh. Intinya saya keberatan, membebani kami. Terus berpengaruh pada ongkos," cetusnya, Kamis (27/07/2023).

Sementara, Khoirul (28) penumpang sepeda motor asal Songgon, Banyuwangi juga mengaku kurang setuju adanya kenaikan tarif ini.

"Agak keberatan sih, soalnya sekarang ekonomi kan masih baru pulih, BBM mahal. Mungkin kurang sepadan dengan pelayanannya," ujar warga yang bekerja di Bali ini.

Menurutnya, kenaikan tarif harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa penyeberangan.

"Seperti sandar kapal lebih cepat. Karena yang saya rasakan, waktu sandar itu kurang cepat. Apalagi saat cuaca kurang bersahabat. Mungkin yang perlu diperbaiki itu aja," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengumumkan pemberlakuan penyesuaian tarif baru angkutan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali.

Tarif penyeberangan lintasan Jawa-Bali ini akan naik mulai Kamis, 3 Agustus 2023 mendatang. Rata-rata, kenaikannya mencapai 5,93 persen. Selain lintasan tersebut, kenaikan tarif juga menyasar 29 penyeberangan lain di Indonesia. 

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, naiknya tarif penyeberangan dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya, dampak kenaikan harga BBM dan melambungnya harga suku cadang kapal. 

"Sejak naiknya BBM, biaya operasional dan perawatan kapal meroket 40-50 persen," ujarnya.

Dengan tarif baru, pejalan kaki yang akan menyeberang dari Jawa ke Bali atau sebaliknya akan dikenakan tiket Rp 10.600. Sebelumnya, Rp 9.650 per orang. 

Sedangkan kendaraan pribadi naik dari Rp 199.850 menjadi Rp 213.400. Kendaraan truk sedang dari Rp 392.000 menjadi Rp 420.400. 

“Penyesuaian tarif ini menyusul Keputusan Menteri Perhubungan No.61 tahun 2023. Penyesuaian ini menyasar penyeberangan elas ekonomi antar provinsi atau lintas negara,” terangnya.

Penyesuaian tarif ini diklaim dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan penyeberangan, keselamatan dan keamanan pelayaran. Lalu, kelangsungan industri angkutan penyeberangan dan peningkatan daya saing dengan moda transportasi lain. 

“Penyesuaian tarif ini tentunya diikuti naiknya pelayanan prima,” tegas Shelvy Arifin.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya