SUMENEP, Suaraindonesia.co.id - Kartu santri dan surat rekomendasi resmi dari masing-masing lembaga pondok pesantren, direncanakan akan menjadi salah satu persyaratan bagi seluruh peserta program Santri Enterpreneur Sumenep 2024 mendatang.
Hal ini merupakan salah satu langkah Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, agar program tersebut tepat sasaran.
Kepala Disbudporapar Sumenep Mohammad Iksan mengungkapkan, program Santri Enterpreneur telah mendapatkan banyak catatan sebagai bahan evaluasi, baik dari Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun sejumlah masyarakat Sumenep.
Menurutnya, salah satu yang menjadi evaluasi adalah adanya dugaan bahwa peserta program bukan merupakan santri. Padahal, kegiatan wirausaha itu ditujukan untuk mengembangkan skill yang dimiliki oleh anak-anak di pondok pesantren.
"Memang ada beberapa catatan sebagai bahan evaluasi, salah satunya adalah peserta katanya bukan santri. Mungkin nanti 2024, kita akan usulkan agar kartu santri atau surat rekomendasi dari pondok pesantren, menjadi syarat bagi peserta," ungkapnya, Jumat (11/08/2023).
Dia menjelaskan, untuk program Santri Enterpreneur sebelumnya, Disbudporapar mendapatkan data nama peserta dari lembaga pesantren yang akan ikut.
Iksan menambahkan, pihaknya akan melakukan kroscek kembali, terkait dugaan programnya yang dinilai tidak tepat sasaran, karena peserta Santri Enterpreneur disebut bukan dari kalangan santri.
Sementara untuk output dari program tersebut, kata dia, meskipun tidak maksimal namun beberapa peserta yang mengikuti pelatihan, sampai saat ini mulai membangun usaha.
"Nanti kami akan kroscek lagi ke bawah. Untuk hasil, kalau dibilang maksimal memang belum. Tapi ada, ada beberapa peserta yang memulai usahanya sendiri, berbekal ilmu yang didapatkan selama pelatihan," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
| Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi