SAMARARINDA – Harga beras di Kalimantan Timur (Kaltim) masih mengalami kenaikan. Pada laman https://hargapangan.laminetam.id/tabel-harga/daerah, di Pasar Segiri Samarinda, beras premium masih di harga Rp18 ribu per kilogram, Jumat (01/02/2024).
Hal ini tentu saja menambah beban masyarakat, terutama bagi kelangsungan hidup mereka yang rendah.
Menangapi situasi ini, Encik Wardani, anggota Komisi II DPRD Kaltim, angkat bicara. Ia mengkritik pemerintah yang dianggap kurang tanggap dalam mengatasi permasalahan ini.
“Di saat harga-harga barang lain sudah naik karena kenaikan BBM, mustinya pemerintah bisa menekan kenaikan harga beras dengan solusi-solusi terbaik,” tegas Encik Wardani.
Menurut Encik, kenaikan harga beras ini tidak hanya terjadi di Kaltim, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya produksi padi akibat musim kemarau panjang, dan juga biaya produksi yang semakin tinggi.
“Pemerintah harus segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini,” kata Encik. “Jangan sampai masyarakat semakin terbebani dengan harga-harga kebutuhan pokok yang terus-menerus naik.”
Encik pun menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Di antaranya, pemerintah perlu memberikan subsidi kepada petani agar biaya produksi padi bisa ditekan. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
“Pemerintah harus bergerak cepat dan tepat sasaran dalam mengatasi permasalahan ini,” ujar Encik. "Jangan sampai rakyat kecil menjadi korban."
Kenaikan harga beras ini tentu saja berdampak besar pada kehidupan masyarakat. Banyak warga yang mengeluhkan kesulitannya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
“Harga beras naik terus, sedangkan gaji kami tidak naik,” keluh Wati seorang warga Samarinda. "Bagaimana kami bisa hidup kalau begini terus?"
Wati berharap pemerintah dapat segera mengatasi permasalahan ini agar harga beras kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
"Kami berharap harga beras ini terjangkau," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi