SUARA INDONESIA

‘Membangun Gaya Hidup Halal’ Ala UIN KHAS Jember

Yuni Amalia - 13 October 2023 | 06:10 - Dibaca 861 kali
Pendidikan ‘Membangun Gaya Hidup Halal’ Ala UIN KHAS Jember
(Tengah) Dr.Marissa Grace Haque usai menjadi Nara sumber seminar ‘Membangun Gaya Hidup Halal’ yang dikemas dengan Stadium General Global Halal Summit pada Kamis (12/10/2023).

JEMBER Suaraindonesia.co.id - Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, melangsungkan seminar ‘Membangun Gaya Hidup Halal’ yang dikemas dengan Stadium General Global Halal Summit pada Kamis (12/10/2023).

Acara yang dipusatkan di ruang kuliah gedung terpadu itu, berlangsung meriah dan dihadiri ratusan mahasiswa dari lintas jurusan.

Kegiatan sehari ini, dihadiri tiga dosen sebagai narasumber, yakni Prof. Dr. Ahmad Dakhoir, Prof. Dr. Ibnu Elmi, dan terkahir Dr. Marissa Grace Haque.

Prof. Ibnu, Guru Besar IAIN Palangka Raya itu menyampaikan, produk halal Indonesia berpotensi menjadi produk yang digemari pada level global. 

“Kata halal yang melekat di sejumlah produk, mulai dari pakaian, makanan, dan lainnya, dikenal ketat dalam proses pengolahan bahan dasar yang sehat dan halal,” terangnya menjabarkan.

Meski halal identik dengan umat Islam, menurut dia, bukan tidak mungkin untuk diterima oleh kelompok agama lain. 

“Halal merupakan muara dari proses panjang pengolahan produk yang kentara mengutamakan aspek kesehatannya.Kalau sudah halal ya sehat, Halal dari Indonesia untuk Masyarakat Dunia,” terang Prof. Ibnu.

Pernyataan senada disampauikan Dr. Marissa. Menurutnya, membuka pentingnya halal dengan Firman Allah Surah Al Baqarah,168. 

“Ayat ini secara luas menyerukan bagi umat manusia untuk senantiasa mengonsumsi dari makanan yang halal. Ayat itu tidak spesifik pada orang –orang yang beriman, tetapi bagi seluruh manusia di muka bumi,” ujar perempuan keturunan Madura, Belanda, Pakistan dan Prancis itu.

Lantas ioa juga memaparkan, ada dua kalimat berawalan Kha’ yang dalam Al Qur’an haram untuk dikonsumsi, pertama Khinzir atau babi, yang kedua Khamar atau minuman yang memabukkan.

“Babi memiliki DNA mirip manusia, bahkan 95 % tingkat kemiripannya. Padahal, di dalam Islam, manusia itu tergantung dari apa yang dia makan ‘you are what you eat”.Beneran Lho,” ucapnya memastikan.

Karekter Babi sendiri, menuruitnya, dikenal jorok, bahkan apapun yang diendusnya disedot. Tidak heran, setelah Dr. Marissa belajar bersama LPPOM MUI kala itu, menemukan fakta bahwa babi memiliki 777 jenis cacing membahayakan. “Ngeri kan?,” imbuh bertanya Dr. Marissa di depan ratusan Mahasiswa.

Disebutkan Dr. Marissa, secara ekonomi, babi memiliki tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding hewan ternak lain. Sekali beranak, satu babi bisa mencapai 12 ekor atau Gembluk. Tentu, secara economic of scale, beternak babi jauh lebih menguntungkan dibanding lainnya.


Konon, ada fabel yang cukup dikenal, siapapun yang ingin hidup kaya dan sejahtera, maka ternaklah babi. “Karkas atau potongan daging Babi itu sangat bernilai ekonomis,” imbuhnya.

Lebih jauh, Dr. Marissa, tidak segan memuji beberapa jajanan yang dicicipi di sekitar Alun-alun saat mengelilingi kota Jember, seperti telur gulung, dan ketan cendol. Ia memuji karena bahan dasar makanan itu jelas terbuat dari produk yang halal.

“Insya Allah, di Alun-alun Jember akan segera banyak Halal Logo bersama Departeman LPH (Lembaga Pemeriksa Halal) UIN KHAS Jember,” ujarnya.

Dr. Marissa berharap, mahasiswa UIN KHAS Jember menjadi motor penggerak atau Duta Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia. Ikhwal dimulai dengan penggunaan atau pemanfaatan sosial media secara konsisten mengampanyekan gaya hidup halal.

Salain Dr. Marissa, Alumni UIN KHAS Jember (2005), Prof. Ahmad Dakhori, membuka materinya dengan menimpali pertanyaan kepada mahasiswa, perihal produk yang kini melekat di tubuh masing-masing, apakah sudah memenuhi standar halal atau tidak.

Mulai dari yang sederhana, Make Up, Fishion, hingga kartu ATM dan sejenisnya atau yang kerap disebut Halal Financing. Mata rantai nilai produk halal atau Halal Value Chain, menurut Prof. Dakhoir sangat luas dan variatif. Seperti halal traveling, halal food, halal platform, halal branding dan masih banyak lainnya.

Dikatakan Prof. Dakhoir, manusia yang memiliki mindset Halal dan Toyyib hidupnya tenang. Karena, perintah-perintah Allah melalui firmannya merupakan suaka terbaik di Dunia.

Dia berharap, Indonesia tahun 2024 menjadi puncak dan mercusuar perkembangan kelembagaan halal dan industri halal di Dunia (Global Halal Summit). “Produk Halal harus mendunia,” tegasnya

Sementara itu, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Babun Suharto dengan ringkas menyampaikan, Global Halal Summit merupakan cita-cita luhur sebagai representasi dari umat islam mayoritas.


Dirinya mencontohkan, Negara Thaildan misalnya, kata Prof. Babun Halal Center terang benderang telah mewarnai berbagai komoditas barang di tengah-tengah penduduk. Bahkan, dia mengangumi karena yang penanggungjawab Halal center di Negara tersebut merupakan cicit dari Kiai Haji Ahmad Dahlan, masyhur pendiri Organisasi Masyarakat Muhammadiyah.

Dia mengajak mahasiswa, agar tidak mudah percaya terhadap produk yang belum jelas status kehalalannya, “Pertanyakan dulu, apakah makanan ini halal atau tidak?,” pungkasnya.

Untuk diketahui, UIN KHAS Jember kini memiliki Departemen Lembaga Pemeriksa Halal (LPH UIN KHAS Jember). Lembaga ini merupakan perwujudan dan campur tangan kampus terhadap mudahnya masyarakat menjangkau produk dan penyebarluasan produk halal itu sendiri.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Yuni Amalia
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV