TOLITOLI– Hujan yang mengguyur Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah (15-9-2020), sejak pukul 13:30 hingga pukul 18:45 waktu setempat mengakibatkan sejumlah wilayah dalam kota dikepung banjir, spontan membuat sebagian besar warga panik.
Pasalnya sejak 5 tahun terahir, Tolitoli menjadi langganan banjir, yang terbesar ditahun 2017 silam, dimana musibah banjir bandang saat itu memakan 6 korban jiwa dan meluluhlantahkan kota sehingga membutuhkan waktu setidakya sebulan untuk perbaikan infrastruktur.
Salah seorang warga Eni (35) yang berada di kelurahan Baru, kecamatan Baolan, tepatnya dijalan Magamu menuturkan, hujan yang kurang lebih lima jam itu membuat rumahnya dimasuki air, dengan ketinggian air ditaksir mencapai 40 cm atau diatas mata kaki orang dewasa.
“Iya pak hujan mulai dari siag hingga sore, dan ketinggian air sampai betis, karna deras dan lamanya hujan tidak kurang dua jam itu air sudah merembes masuk kerumah kami,” tutur Eni kepada suaraindonesia.co.id.
Ia menjelaskan, kondisi terparah berada di jalan Anoa kelurahan Tuweley, ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, genangan air mencapai dua meter lebih.
Berdasarkan pantauan media, terdapat beberapa titik yang dianggap rawan banjir, seperti di Jalan Uman Binol, Kelurahan Baru, seputaran depan pertokoan Plaza di jalan Magamu.
Dan untuk dijalan Anoa, nampak pihak Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Tolitoli melakukan evakuasi warga sekitar, dibantu sejumlah aparat Polri dan TNI guna mengantisipasi kemungkinan terburuk diwilayah tersebut.
Beruntung efek banjir kali ini tidak sempat memakan korban jiwa, serta kerugian materil yang signifikan yang dialami warga, namun rasa trauma masih menyelimuti sebagian besar masyarakat. (Arya)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gito Wahyudi |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi