SUARA INDONESIA

Pupuk Subsidi Langka, Petani Banyuwangi: Semoga Wakil Rakyat Bisa Perjuangkan Nasib Petani

Muhammad Nurul Yaqin - 05 October 2020 | 11:10 - Dibaca 2.77k kali
Peristiwa Daerah Pupuk Subsidi Langka, Petani Banyuwangi: Semoga Wakil Rakyat Bisa Perjuangkan Nasib Petani
Ilustrasi petani. (Foto: Republika)

BANYUWANGI - Kelangkaan pupuk sangat dirasakan petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sudah sebulan ini petani menjerit karena kesulitan menemukan pupuk subsidi di pasaran. Bahkan pupuk non subsidi juga sukar didapat.

"Justru yang menjadi persoalan meskipun non subsidi barangnya sulit didapat. Kalau toh datang sebagian petani tidak langsung dapat," ujar Sugito (50) salah satu petani dari Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (4/10/2020).

Artinya, kata dia, yang sudah terlambat mupuk kadang justru terlambat beli, sehingga masyarakat jadi panik. 

"Sedangkan menunggu kedatangan berikutnya masyarakat harus nengok kios lagi, harus datang lagi, kadang sampai berkali kali," curhatnya.

Sugito menyampaikan, meski pupuk subsidi jenis urea sudah habis di pasaran masyarakat sudah bisa menerima dan tidak ada protes. Namun petani meminta agar pupuk non subsidi jangan sampai kesulitan juga.

"Biarpun harganya mahal yang penting barangnya ada dan petani gak sampai terlambat mupuk. Permintaan masyarakat jangan sampai sulit mendapatkan pupuk," ucapnya.

Kata Sugito, dampak dari telatnya pupuk ini pendapatan yang diharapkan petani menjadi berkurang. Karena pertumbuhan padi dan tanaman lainnya yang mereka tanam menjadi tidak normal.

"Sudah hampir satu bulan ini petani banyak yang menjerit. Persoalan di masyarakat misalnya terlambat sehari dua hari padi tidak rusak. Tapi kalau satu dua minggu petani khawatir gagal panen," keluhnya.

Petani berharap agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat bisa memperjuangkan nasib para petani.

"Semoga wakil rakyat benar-benar memperjuangkannya. Paling tidak aspirasi masyarakat sudah tersampaikan," ungkapnya.

Sebab, kata dia, kalau masyarakat biasa berbicara sama yang berwenang di pupuk justru tidak diperhatikan. "Tetapi paling tidak kalau orang yang punya kapasitas nantinya ada tanggapan dan tindakan yang serius," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya