NGAWI - Hujan selama dua hari membuat beberapa wilayah di Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi terendam banjir pada Senin (14/12/2020). Selain penyebabnya curah hujan tinggi, faktor utamanya adalah meluapnya sungai bengawan Madiun.
Daerah paling parah diterjang banjir berada di Desa Purwosari, Dukuh Gambuhan. Dimana di desa tersebut diperkirakan tanaman padi milik petani berkisar ratusan hektar sawah yang baru tanam rusak terendam air. Tak hanya itu, beberapa rumah juga terisolir, akibatnya penduduk yang berjumlah 77 sekitar 20 rumah tidak bisa melakukan aktivitas.
(Awak media saat wawancara dengan relawan tanggap bencana dan warga korban banjir)
"Setiap musim hujan apalagi sungai Madiun meluap wilayah kami sudah menjadi langganan banjir. Ada 20 rumah yang terisolir, akses keluar masuk terendam banjir. Jadi kami tak bisa berbuat apa apa, dan kami menunggu bantuan dari pemerintah," ungkap Suyitno warga Dukuh Gambuhan.
Tim SAR gabungan dari Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKKM) dan Banser Tanggap Bencana (BAGANA) telah berhasil menjangkau wilayah yang terisolir, menurutnya wilayah tersebut harus menjadi perhatian penuh.
"Dukuh Gambuhan ini harus diperhatikan, mengingat 77 warga yang terisolir enggan untuk mengungsi, mereka menganggap ini sudah terbiasa. Tapi ini sangat membahayakan, sebab kampung mereka dikelilingi banjir yang kita belum tau apakah dalam waktu hitungan jam kedepan air akan surut atau malah naik," terang Wahyu yang merupakan anggota Tim SAR.
Lebih lanjut Wahyu mengatakan, meskipun warga menganggap biasa, relawan tanggap bencana akan siaga dan melakukan pemantauan secara bergantian, meskipun banjir baru setinggi 1 meter."
Kami bersama relawan lain akan terus memantau pergerakan air sungai bengawan madiun, jika terus naik tentu warga Gambuhan di Kecamatan Kwadungan ini harus bersiap siap untuk dievakuasi artinya harus mengungsi," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : |
Komentar & Reaksi