SUARA INDONESIA

Empat Poin Deklarasi FKUB Papua Pasca Penyerangan Mabes Polri dan Bom Makasar

Mustakim Ali - 03 April 2021 | 19:04 - Dibaca 1.60k kali
Peristiwa Daerah Empat Poin Deklarasi FKUB Papua Pasca Penyerangan Mabes Polri dan Bom Makasar
Jajaran FKUB Papua beserta elemen masyarakat saat menyatakan pernyataan sikap

JAYAPURA - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua bersama segenap elemen masyarakat mengecam keras peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri beberapa hari lalu.

Pernyataan sikap dan himbauan ini dibacakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage yang didampingi Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto, Ketua FKUB Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk, Danlanud Silas Papare, dan seuruh komponen masyarakat yang belangsung di Sentani, Sabtu (03/04/2021).

Ada 4 poin peryataan sikap yang dibacakan dalam deklarasi damai tersebut yakni, pertama: Kami mengutuk keras dan mengecam setiap aksi terorisme bom bunuh diri. Kedua: kami menghimbau dan mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Provinisi Papua untuk tetap tenang dan memepercayakan sepenuhnya kepada aparata kepolisisna.

Ketiga: kami bertekad menjadi yang terdepan dan bersama segenap komponen bangsa untuk terus merawat kerukunan beragama demi tetap tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat: kami mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di provinsi papua untuk menolak segala bentuk eksploitasi isu sara, intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Dalam kesempatanya Ketua FKUB Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk mengatakan apresiasi kepada kepolisian Repoblik Indonesia dimana begitu terjadi ledakan di makasar beberapa hari lalu langsung bisa mengungkap aktor dibalik aksi yang tidak manusiawi tersebut.

“Saya percaya kemampuan TNI POLRI sangup untuk mengatasi aksi terorisme di negeri ini dan tentu hal ini didukung oleh semua tokoh lintas agama,” ujar Pdt. Lipiyus Biniluk.

Lanjut Pdt. Lipiyus Biniluk, khusunya di papua kita semua sudah sepakat jika ada indikasi keberadaan kelompok atau oknum radikalisme dan terorisme tersebutu maka semua komponen ini akan ambil sikap dalam hal ini akan dipulangkan diatas tanah ini.

Senada juga dikatakan  Ketua MUI Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage bahwa mendukung  pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dibalik peristiwa ini termasuk unsur-unsur yang terlibat.

Terkait keyakinan yang dianut oleh para pelaku terror ini menurut  Pagaye tidak ada kaitanya dengan Agama Islam. Hal ini juga ditegaskan dalam fatwa MUI Pusat bahwa orang-orang yang mengikuti faham radikalisme hukumnya haram.

“Dalam ajaran Islam tidak boleh menghilangakan nyawa orang yang tidak berdosa apalagi menghancurkan ibadah orang lain, karena nila inti dalam Islam adalah membawa rahmat bagi selruh alam dan menyampikan Islam yang penuh damai dan juga toleransi tinggi,” bebernya.

Sementara itu Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto menegaskan bahwa masyarakat diminta untuk peduli terhadap lingkungannya masing-masing. 

“Istilanya harus bisa jadi polisi untuk diri sendiri  yang artinya harus peka terhadap situasi dan kodisi dilingkungan masing-masing, dalam hal ini jika ada yang mencurigakan segera laporkan kepada aparat setempat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” bebernya.

Dirinya berhapa masyarakat harus bisa memberikan rasa aman bagi dirinya sendiri, karena hal ini akan meminimalisir terjadinya atau keberadaan para oknum atau kelompok radikal dan terorisme.

“Tentu kita sangat berharap dimomen paskah ini dan sebentara lagi bulan puasa Indonesia khususnya Papua selalu aman dan damai,” tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mustakim Ali
Editor : Wildan Muklishah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya