PROBOLINGGO - Dukungan moril atas hilangnya KRI Nanggala 402 di Selat Bali terus bergulir dari setiap daerah.
Di Kabupaten Probolinggo kalangan Habaib, Ulama dan tokoh masyarakat menggelar Istighosah dan Shalawat untuk para prajurit KRI Nanggala 402, Jumat malam (23/04/2021).
Doa keselamatan untuk seluruh kru KRI Nanggala 402 itu digelar di Masjid Al-Hassanah, Desa Suko, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Diprakarsai Habib Najib Salim Attamimi, pemilik Masjid Al-Hassanah secara bergantian puluhan dzurriyah (keturunan) Rasulullah SAW itu mendoakan KRI Nanggala 402 segera diketemukan dan para awaknya diberikan keselamatan.
Pengusaha asal Malang itu meminta semua pihak menghentikan pembahasan Alutsista (alat utama sistem senjata-red) dan lebih banyak mendoakan keberhasilan pencairan KRI Nanggala 402 dan keselamatan para prajurit di dalamnya.
"Mudah-mudahan 53 awak kapal itu insyaallah selamat dan mudah-mudahan saudara kita yang lain turut mendoakan. Tidak membahas Alutsista tersebut sudah tua, saya juga menyayangkan kurangnya doa," ujarnya usai Istighosah dan Shalawatan.
Selain bantuan dari negara tetangga dalam proses pencarian KRI Nanggala 402, lanjut Habib Najib Salim kekuatan doa umat muslim di Indonesia juga tak kalah penting agar proses pencarian dimudahkan.
"Ayo kita bersama-sama dari Sabang sampai Merauke mendoakan nasib dari 53 saudara-saudara kita yang tenggelam. Mudah-mudahan dapat diangkat dengan selamat," tandasnya.
Sementara Rais Syuriah PCNU Kota Kraksaan, KH. Wasik Hannan dalam kesempatan yang sama menyampaikan rasa prihatin atas musibah hilangnya KRI Nanggala 402, di mana para awak di dalamnya sedang menjalankan tugas menjaga kedaulatan NKRI.
"Semoga Allah memunculkan kembali, bukan hanya kapalnya saja tetapi juga semua awak kapalnya diselamatkan Allah. Semuanya mereka itu dalam rangka menjalankan tugas menjaga NKRI," ungkapnya.
PCNU Kota Kraksaan sendiri telah mengeluarkan imbauan melakukan istighosah di pesantren-pesantren.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi