SUARA INDONESIA

Hilal Sudah Terlihat, Kemenag Tuban Masih Tunggu Sidang Isbat Pemerintah

M. Efendi - 11 May 2021 | 19:05 - Dibaca 1.21k kali
Peristiwa Daerah Hilal Sudah Terlihat, Kemenag Tuban Masih Tunggu Sidang Isbat Pemerintah
Tim dari Kemenag Tuban bersama BHR saat memantau Hilal di Menara Rukyatul Hilal, Desa Banyuurip, (Diah/suaraindonesia.co.id

TUBAN - Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban bersama Badan Hisab Rukyat (BHR) Tuban gelar pemantauan hilal untuk penetapan awal Syawal bulan Ramadan 1442 hijriah di Menara Rukyatul Hilal, Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimais) Kemenag Kabupaten Tuban, Mashari mengungkapkan, sesuai perintah agama dan apa yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 hijriah diakhir bulan. Maka dari itu, hari ini kita gelar pemantauan hilal atau Rukyatul Hilal.

"Akhir bulan  Sya'ban untuk menentukan awal Ramadan dan akhir  Ramadan untuk menentukan awal Syawal, bagaimanapun kondisi hilal pada waktu itu," ungkap Mashari saat dikonfirmasi oleh suaraindonesia.co.idSelasa (11/05/2021).

Masih dikatakan Mashari, apabila saat dilaksanakannya rukyah dan hilal terlihat. Maka keesokan harinya masuk tanggal 1 (satu). Namun, apabila hilal tidak berhasil dilihat, entah karena tertutup mendung ataupun faktor lainnya, maka dilakukanlah 'istikmal' atau penggenapan hari dalam bulan tersebut menjadi 30 (tiga puluh) hari.

Menurut Mashari, seiring dengan perkembangan zaman, para ilmuwan kemudian mengumpulkan data untuk menandai pada posisi hilal bisa dilihat. Dari data-data yang telah dikumpulkan kemudian dibentuklah parameter atau kriteria.

"Kriteria yang dijadikan penanda kemungkinan bisa dilihatnya hilal itulah yang kemudian menjadi kriteria 'imkan ar-rukyah'.Selain itu, ada 3 (tiga) kondisi yang kemungkinan bisa dilihat, yaitu 'imkan ar-rukyah', 'Qothi ar-rukyah', 'Istihalah ar-rukyah'," terang Mashari.

Mashari juga menjelaskan dari ketiga kondisi tersebut yang pertama, 'Imkan ar-rukyah' yaitu kondisi hilal masih dimungkinkan untuk bisa dilihatnya sangat tinggi. Yang kedua, 'Qoth'i ar-rukyah' yaitu kondisi hilal sudah jauh melebihi kriteria. Sedangkan yang ketiga, 'Istihalah ar-rukyah' yaitu pada kondisi hilal yang sangat jauh di bawah kriteria sehingga 'Imkan ar-rukyah' mustahil untuk bisa dilihat.

"Alhamdulillah, pada waktu rukyatul hilal awal Ramadan 1442 hijriyah di Menara Desa Banyuurip kemarin hilal berhasil terlihat karena memang sudah pada kondisi 'Imkan ar-rukyah' dengan tinggi lebih dari 3 derajat," imbuhnya.

Kata Mashari, tinggi hilal masih di bawah ufuk, antara minus 3 derajat sampai dengan minus 4 derajat dibawah ufuk, dan hilal terbenam lebih duluan dibanding Matahari.

"Artinya hilal sangat susah atau bisa kita katakan tidak mungkin untuk kita amati karena berada di kondisi 'Istihalah ar-rukyah' sehingga kemungkinan besar hari ini puasa kita akan 'Istikmal' (digenapkan)," tambahnya.

Namun demikian, kata Mashari, pihaknya masih harus menunggu sidang isbat dari pemerintah petang nanti. Meski begitu, bukan berarti rukyatul hilal kita sore ini menjadi tidak bermakna. Karena Rukyah selain mempunyai dimensi ilmiah, juga mempunyai dimensi 'ubudiyyah.

"Kita melaksanakan rukyah saja sudah mendapat pahala karena bersifat 'Ta'abbudi', terlepas dari apakah hilal berhasil dilihat atau tidak. Sehingga kehadiran kita di sini adalah karena 'ittiba' li sunnati roshulillah' sehingga bernilai ibadah," bebernya.

Selain itu, menurut Mashari, dengan adanya agenda rukyah semacam ini, menjadi wahana untuk edukasi kepada masyarakat tentang ilmu falak, tentang ilmu perbintangan, tentang ayat-ayat kauniyyah Allah SWT. (Diah/Nang). 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya