TRENGGALEK - Komisi IV DPRD Trenggalek panggil jajaran Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana untuk klarifikasi terkait rencana Detail Engineering Design (DED) pada pembangunan rumah sakit tipe D di Kecamatan Panggul dan Watulimo.
Klarifikasi dan evaluasi itu menindaklanjuti pemangkasan anggaran terhadap rencana pembangunan tersebut sekitar 50 persen akibat dampak refocusing guna penanganan wabah pandemi Covid-19.
Mugianto selaku Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek usai rapat menjelaskan bahwa pemanggilan yang ditujukan kepada jajaran Dinas Kesehatan ini untuk dipaparkan atau presentasi terhadap rencana DED pada pembangunan rumah sakit tipe D di kecamatan Panggul.
Alhasil klarifikasi dan pemaparan rencana pembangunan rumah sakit tipe D tahap pertama telah dilakukan. Dalam pemaparannya rencana dan pelaksaan telah sesuai dengan master plan yang sudah ada.
"Master plan telah sesuai dengan rencana, hanya ada beberapa pandangan anggota DPRD yang beberapa fasilitas umum perlu diperhatikan," ungkapnya.
Mugianto juga menuturkan rencana tahap pertama telah sesuai Permenkes, mulai dari ruangan dan kebutuhan rumah sakit kelas D. Sedangkan terkait lahan, hanya memberi masukan tentang bangunan yang kurang begitu besar, kalau lebih besar bisa bermanfaat untuk fasilitas umum.
Pihaknya hanya tinggal menunggu nanti teknis pelaksanaannya bagaimana, karena semua kebutuhan dan kepentingan sudah masuk dalam perencanaan.
"Saat ini prosesnya sudah masuk lelang dan semoga clear. Tentunya selanjutnya di targetkan akhir tahun sudah bisa dimanfaatkan," harapnya.
Ditambahkan Mugianto, karena anggaran untuk proses tersebut terdampak refocusing maka rencana pembangunan akan terbagi menjadi dua tahap. Perencanaan pembangunan tahap dua akan menunggu anggaran tahun berikutnya.
Untuk rumah sakit di kecamatan Watulimo masih tahap perencanaan, karena wabah pandemi mengakibatkan DAU dan PAD menurun. Sehingga proses bisa dikatakan sedikit tertunda, alternatif lain pemerintah daerah akan melakukan pinjaman daerah.
Beberapa opsi telah direncanakan, karena dengan adanya penganggaran yang hanya setengah dari kebutuhan. Diharapkan jangan sampai pengerjaannya juga setengah-setengah.
"Seperti kebutuhan pada rumah sakit Panggul yang membutuhkan Rp 16 milyar, namun ditahun ini hanya terealisasi Rp 8 milyar. Penganggaran yang hanya setengah itulah yang perlu diperhatikan," pungkasnya. (adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi