TRENGGALEK - Adanya beberapa masalah hasil dari pelaksanaan pekerjaan proyek di Trenggalek ditanggapi oleh Ketua Komisi I DPRD Trenggalek Husni Tahir Hamid.
Menurutnya Pemkab Trenggalek memiliki pekerjaan rumah yang sangat perlu diperhatikan yakni terkait lelang proyek dan pekerjaan proyek yang hingga saat ini menyisakan beberapa masalah.
"Memang penentuan menang tidaknya peserta lelang proyek adalah hak subjektif ULP," kata Husni Tahir Hamid Ketua Komisi I DPRD Trenggalek, Selasa (6/7/2021).
Meski demikian, Husni menyampaikan bahwa ULP juga tidak boleh lupa bahwa turunnya harga penawaran itu bisa menyelesaikan hasil yang buruk dalam pekerjaan.
Seharusnya, dalam menganalisa setiap penawaran harus di lakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dan wawasan. Karena Trengggalek ini harus dibangun dengan berkelanjutan bukan setengah-setengah.
"Karena proses ini ada korelasinya pada ULP, seharusnya ULP memiliki petugas yang bisa dan tau terhadap analisis lelang," ungkapnya.
Bahkan Husni berani menyatakan bahwa ada dugaan bisnis kontraktor dan lelang. Pihaknya mencontohkan adanya peserta lelang yang terafiliasi, mungkin ada ikatan saudara atau group dan sama - sama menawar lelang pekerjaan.
Meskipun keduanya menawar, seharusnya ULP harus tegas dalam memberikan sanksi. Dengan menggugurkan salah satu pelaku penawaran jika itu telah diketahui ada afiliasi.
"Memang itu tidak diatur, tapi ini adalah kode etik yang subjektif. Jadi para petugas ULP harus faham semua itu," ucapnya.
Ditambahkan Husni, permainan ini memang belum diketahui. Namun hati nurani ULP harus berfikir bahwa Trengggalek harus di bangun dengan kualitas yang baik.
Tidak hanya mengacu pada aturan, tapi juga harus memahami etika dan moral dalam melaksanakan proses. Dengan adanya beberapa upaya itu maka masyarakat yang dirugikan.
"Seharusnya hasil pekerjaan itu bertahan panjang, karena penawaran jauh dibawah pagu maka mau tidak mau harus berfikir bagaimana hasilnya," pungkasnya. (adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi