TRENGGALEK - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trengggalek mengkoreksi rencana pembangunan rumah sakit di Kecamatan Watulimo. Wacana pembangunan RS di Watulimo dengan menggunakan dana pinjaman dari PT SMI itu dirasa kurang efektif secara geografis.
Dengan beberapa alasan tersebut, DPRD mengusulkan pinjaman daerah sebesar Rp. 249.666.094.639 dengan jangka waktu pengembalian tiga tahun itu digunakan untuk memaksimalkan keberadaan RS dr. Soedomo dan kegiatan insfratruktur.
Ketua DPRD Trenggalek Samsul Anam usai melaksanakan rapat pimpinan bersama Direktur RSUD dr. Soedomo mengatakan wacana dari DPRD akan mengusulkan koreksi atas rencana penggunaan dana pinjaman daerah.
"Jadi koreksi ini masih wacana kita, dengan adanya penolakan oleh masyarakat kemarin maka DPRD akan mengusulkan koreksi rencana kegunaan pinjaman daerah kepada Bupati," ungkap Samsul, Senin (12/7/2021).
Lanjut Samsul, DPRD dalam hal ini memiliki Inisiatif atau alternatif lain terkait penggunaan dana pinjaman dengan menawarkan kepada Bupati untuk mengalihkan ke pembangunan untuk meningkatkan RS yang ada serta untuk insfratruktur.
Mengingat masyarakat banyak yang menolak wacana pembangunan RS baru di Watulimo, dengan pertimbangan geografis dan lainnya. Apalagi disaat RS baru telah jadi, harus memikirkan bagaimana biaya operasional selama tiga tahun, mulai tenaga medis dan lainnya.
"Kesimpulannya, apakah tidak lebih baik yang sudah ada saja dikembangkan daripada membangun baru namun belum siap secara tenaga serta indikator outputnya," ujar Samsul.
Masih menurut Samsul, saran dari DPRD kepada Bupati tentang wacana ini ada beberapa kegiatan pertama akan diusulkan gedung UGD dan Ruang operasi sebesar Rp 150 miliar dan Rp 100 miliar untuk insfratruktur.
Alasannya, karena agar tidak ada ketimpangan sehingga semua bisa berjalan beriringan. Artinya ada kegiatan fisik dan non fisik yang akan dibangun. Pihaknya juga akan melakukan kalkulasi tenor atau jangka waktu pinjaman, karena masih akan ada pesta demokrasi di tahun 2024.
"Karena masih ada beberapa kegiatan ditahun mendatang maka perhitungan APBD juga harus difikirkan bersama," terangnya.
Diimbuhkan Samsul hal ini masih wacana, itupun jika Bupati setuju. Dasar lainnya kenapa itu harus dilakukan karena kondisi wabah Covid-19 yang juga masih berlangsung.
Jika dilakukan peningkatan di RS yang sudah berjalan, kemungkinan disana sudah ada tenaga medis mungkin hanya perlu menambahkan yang kurang. Sedangkan jika RS di Watulimo jadi, tenaga medis dan dokter masih akan mencari lagi, itupun tidak semudah yang dibayangkan.
"Apalagi tenaga medis yang profesional, dengan geografis seperti itu apa mungkin akan mudah mencarinya," tegasnya.
Perlu diketahui Pemkab Trenggalek berencana mengajukan pinjaman daerah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Hal tersebut berdasarkan surat dari bupati nomor 051.784/1.114/406.028/2021 tertanggal 6 Mei 2021, yang ditandatangani langsung oleh Bupati Moch. Nur Arifin tentang pemberitahuan pinjaman PEN daerah kepada DPRD.
Tidak tanggung-tanggung dalam surat tersebut besaran pinjaman mencapai Rp. 249.666.094.639 dengan jangka waktu pengembalian tiga tahun. Namun pemkab terus melakukan revisi, mengingat kekuatan keuangan daerah saat ini. (adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi