BONDOWOSO - Para Pedagang Kaki Lima (PKL) mengaku belum merasakan perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso.
Sejak diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat PKL sangat merasakan dampaknya secara ekonomi.
Selain itu para PKL juga mengaku kalau pendapatannya anjlok sanpai kehilangan matapencarian.
Salah satunya seperti yang dirasakan Mujiati, Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Bondowoso.
Muji menanyakan APBD yang katanya dianggarkan untuk pemulihan ekonomi itu programnya untuk siapa.
"Sampai sekarang tidak ada apa-apa. Mana APBD yang dikoar-koarkan untuk pemulihan ekonomi? Tidak ada," ujarnya.
Dia mengungkapkan, PKL dapat bantuan hanya beberapa waktu lalu dari pusat pada awal awal pandemi. Namun yang dapat hanya lima orang dari sekian PKL.
Dia mengaku sampai saat ini PKL tidak bisa berjualan sama sekali, karena jalan ditutup total. Terpaksa pedagang berhenti dan berdiam diri di rumahnya masing-masing.
"Jika kami harus jualan di tempat lain, pelanggan kami belum mengetahui. Apalagi yang di alun-alun adalah kuliner dan harus bawa peralatan. Jadi ribet jika tidak ada tetap jualan," ajarnya.
Kata dia, sekalipun pedagang memaksakan diri untuk berjualan dipastikan akan merugi karena tidak akan ada pembeli yang datang.
"Mendorong gerobak pun juga perlu biaya dan itu harus bayar. Kalau dihitung tidak nutut dengan modalnya," ujarnya.
PKL Bondowoso berharap Covid-19 segera berakhir dan PPKM Darurat ini juga tidak diperpanjang oleh pemerintah.
"Kami siap patuh pada kebijakan pemerintah. Hanya saja semoga pemerintah juga mendengar keluh kesah para pekerja yang tidak mendapat gaji tetap seperti PNS," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi