LOMONGAN - Dinilai mahal, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Lamongan tak diminati para jagal sapi.
Hal tersebut disampaikan salah seorang jagal sapi yang namanya enggan disebut, Senin (23/8/2021).
Dikatakannya, selain ongkos malah, apabila ia memotong sapi di RPH membutuhkan waktu lebih lama.
"Kalau saya memotong sapi lewat RPH di Lamongan, justu kosnya tinggi, karena harus bolak-balik ke RPH. Seharunya 1 jam selesai bisa 2 jam dengan waktu diperjalanan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Lamongan Sukriyah saat dikonfirmasi mengatakan, sepinya RPH lantaran tradisi masyarakat yang suka memotong sapi secara tradisional.
"Sepinya RPH ini dikarenakan tradisi masyarakat masih lebih suka memotong sapi secara tradisional di tempatnya sendiri," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya sudah berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pemotongan sapi ke RPH.
"Kita sudah berupaya untuk menyosialisasikan RPH yang berada di sebelah baratnya Pasar Sidoharjo Lamongan itu. Sehingga masyarakat memanfaatkan fasilitas tersebut," ujarnya.
Sukriyah menjelaskan, biaya pemotongan relatif murah, yakni Rp 50 ribu per ekornya. Sedangkan jika setelah dilakukan pemotongan proses lainnya, seperti pengulitan, pengelompokan daging, maka biayanya Rp 350 ribu per ekor.
"Biaya pemotongan relatif murah. Selain itu limbah termasuk darah atau kotoran lain langsung ditampung di tempat aman. Sedangkan di pemotongan yang lain belum tentu tidak mengotori lingkungan," tutupnya. (Ali M).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi