BANYUWANGI- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan angka kasus stunting di daerah ini masih di bawah rata-rata angka provinsi bahkan nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menyampaikan, menurut laporan survei yang sudah dilakukan, angka stunting di Banyuwangi sebesar 24 persen.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan angka rata-rata Provinsi Jatim, bahkan lebih rendah dibanding angka nasional. Kalau angka rata-rata provinsi sebesar 26 persen, dan angka nasional di atas 28 persen," ucap Rio sapaan akrabnya, Senin (4/10/2021).
Meski begitu, Rio mengungkapkan jika pihaknya akan terus berupaya menekan angka stunting di Banyuwangi.
"Bagaimanapun juga karena stunting menjadi atensi nasional. Maka tetap menjadi perhatian kita, dan segala daya upaya akan kita lakukan dalam penanganan kasus stunting di Banyuwangi," imbuhnya.
Meski kondisi pandemi, petugas kesehatan di wilayah Puskesmas di Banyuwangi tetap melakukan pelayanan dengan datang langsung ke rumah warga, memeriksa kesehatan balita. Apalagi tahun ini Dinkes memiliki program lokus penanganan stunting secara nasional.
"Sekali lagi meskipun di angka 24 persen tetap akan kita lakukan penanganan dengan serius," tandas Rio.
Untuk diketahui, penyebab stunting pada balita tidak hanya dikarenakan kekurangan gizi yang berdampak pada pertumbuhan pada tubuh dan otak, selama periode awal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tetapi juga karena penyakit bawaan, serta rendanya pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi