SUARA INDONESIA

DPRD Surabaya Nilai Ekosistem Digital Mampu Sejahterakan Nelayan

Lukman Hadi - 13 July 2022 | 10:07 - Dibaca 1.18k kali
Peristiwa Daerah DPRD Surabaya Nilai Ekosistem Digital Mampu Sejahterakan Nelayan
DPRD Surabaya, Alfian Limardi. (Foto: dok.suaraindonesia.co.id/Lukmam)

SURABAYA - Alfian Limardi, Anggota Komisi B DPRD Surabaya melihat potensi nelayan di pesisir Surabaya bisa dijadikan motor penggerak perekonomian melalui sumber daya perikanan.

Hanya saja, kata Alfian, tingkat kesejahteraan nelayan masih sangat rendah. Padahal menurut catatan BPS tahun 2018 ada sekitar dua ribuan orang berprofesi sebagai nelayan.

Sehingga ia mengajak para nelayan Surabaya masuk ke dalam ekosistem digital untuk meningkatkan kesejahteraan. 

"Kesejahteraan nelayan kita masih jauh dari harapan. Melansir data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2018 pendapatan rata-rata nelayan hanya 11-12 juta per tahun. Kemudian diperparah pada masa pandemi Covid-19, rata-rata pendapatan nelayan turun sebesar 50 persen," bebernya, Rabu (13/7/2022).

Menurut dia, salah satu penyebab kesejahteraan nelayan masih rendah adalah adanya disparitas yang lebar antara harga jual yang diterima nelayan dengan harga di pasar. "Disparitas ini disebabkan para nelayan menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak," sambungnya.

Ia menyampaikan, awal mula para nelayan menjual hasil tangkapan ke tengkulak karena sulit mengakses lembaga keuangan yang resmi untuk meminjam modal keperluan operasional berlayar.

"Akibatnya para nelayan terpaksa pinjam modal kepada tengkulak karena tidak ada persyaratan yang rumit. Para tengkulak hanya memberikan pra syarat agar hasil tangkapan nelayan dijual kepada tengkulak dengan harga di bawah pasar," ujar Anggota Fraksi PSI Surabaya ini.

Melihat kondisi para nelayan seperti itu, ia mendesak Pemkot Surabaya untuk meningkatkan kesejahteraan dengan cara memutus rantai perdagangan nelayan tradisional kepada tengkulak dengan memberi kemudahan nelayan untuk akses ke dalam ekosistem digital.

"Misalnya dengan pembinaan penggunaan aplikasi pengelolaan keuangan digital dan kemudahan akses pemasaran dalam aplikasi e-commerce milik pemkot yaitu e-peken," tuturnya.

Setelah menelusuri laman e-peken, masih sedikit sekali ditemukan produk ikan segar yang diperjualbelikan. Ia menganggap, tidak sulit bagi Pemkot untuk pembinaan nelayan untuk bergabung di e-peken. Apalagi sudah ada 4 koperasi nelayan yang tersebar di empat kecamatan antara lain Dukuh Pakis, Kenjeran, Bulak, dan Asemrowo. (Adv)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV