SUARA INDONESIA

Dilanda Cuaca Ekstrem, Nelayan Pesisir Selatan Banyuwangi Merana

Muhammad Nurul Yaqin - 26 December 2022 | 12:12 - Dibaca 2.10k kali
Peristiwa Daerah Dilanda Cuaca Ekstrem, Nelayan Pesisir Selatan Banyuwangi Merana
Anggota Polsek Tegaldlimo saat memberikan bantuan sembako kepada nelayan terdampak cuaca ekstrem, Senin (26/12/2022). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Cuaca ekstrem memasuki puncak musim penghujan mulai melanda Kabupaten Banyuwangi. Sejumlah nelayan didera paceklik tangkapan ikan.

Cuaca buruk yang terjadi dalam beberapa hari terakhir membuat nelayan di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi tidak bisa melaut.

Banyak nelayan di sana mengurungkan niatnya untuk melaut. Kendati demikian, hanya ada beberapa nelayan yang memaksakan diri melaut.

Hasil tangkapan ikan nelayan yang melaut pun tak memuaskan. Mereka hanya bisa menangkap ikan berukuran kecil yang memiliki nilai jual rendah.

Melihat penderitaan nelayan di musim paceklik ini membuat jajaran Polsek Tegaldlimo, tergerak. Mereka memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan kurang mampu terdampak cuaca ekstrem tersebut.

Bantuan berupa sembako yang diberikan dilakukan secara door to door ke rumah-rumah warga dan nelayan Desa Kalipait.

"Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian Polri kepada nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem," ucap Kapolsek Tegaldlimo, Iptu Lita Kurniawan, Senin (26/12/2022).

Menurutnya, aksi sosial kemanusiaan itu juga sebagai wujud menumbuhkan sikap tidak adanya sekat Polri dengan masyarakat.

"Kegiatan ini tidak lain sebagai upaya Polri yang peka terhadap situasi dan keadaan di tengah masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca buruk hampir merata melanda seluruh wilayah Banyuwangi.

Fenomena ini terjadi karena momen pergantian tahun ini adalah fase puncak musim penghujan. 

"Karena pada bulan Desember hingga Januari ini, Banyuwangi memasuki puncak musim penghujan," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rezky P Hartiwi.

Menurut dia, kondisi itu juga diperkuat dengan tidak stabilnya kondisi atmosfer bumi. Dimana monsun Asia masih aktif dan fenomena La Nina.

Kemudian udara bertekanan rendah masih dijumpai di area perairan selatan Banyuwangi. Hal itu yang mempengaruhi peningkatan pembentukan awan hujan.

"Juga berpotensi menyebabkan adanya gelombang tinggi, diperkirakan dua sampai empat meter," ujarnya.

Rezky mengimbau, masyarakat tetap waspada. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.

"Kita imbau saat melaut jangan terlalu ke tengah. Karena potensi gelombang tinggi diprediksi akan terjadi hingga Januari," cetusnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya