MOJOKERTO - RD (35) Warga Dusun Seketi Desa Jatidukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bahagia usai mendengar pencairan ongkos tukang Bansos Jamban Sehat 2022. Keinginan untuk membangun Jamban yang layak sehat akan segera terwujud.
Maklum selama ini, RD buang air besar (BAB) di kali belakang rumahnya. Sungai yang mengalir dibelakang rumah sekarang menguning karena limbah galian C.
"Saya belum mimiliki Jamban, ya kalau BAB dikali belakang rumah," tuturnya.
Ia pun melangkah senang bersama penerima bantuan lain. "Kami bareng-bareng bersama penerima bantuan lain, ke balai desa untuk ambil ongkos tukang yang katanya sudah cair," ungkap RD.
Kegembiraan memiliki jamban yang sehat tiba-tiba sirna. Uang senilai Rp 1 juta ditangan tiba-tiba diminta oknum tiga perangkat desa dan pendamping.
"Saya dihadang tiga orang (diduga pamong) dan uang Rp 1 juta diminta. Karena diminta kami pun kasihkan semuanya. Dan saya pulang dengan tangan kosong, hanya bawa kwitansi," ujarnya.
SJ, SM, JM dan SKM mengalami hal yang sama. SJ menuturkan pihaknya hampir semua penerima bantuan di Dusun Seketi diperlakukan hal yang sama. "Hampir 35 penerima bantuan diminta semuanya," tutur SJ.
Sementara itu, Kepala desa Mojodukuh Zainal Arifin menampik adanya dugaan pungli tersebut. Dihubungi melalui sambungan telepon, pihaknya menegaskan tidak ada pengambilan ilegal tersebut.
"Tidak ada potongan, info dari mana, pungli apa ya," jawab Kades Zainal singkat, Rabu (21/12/2022).
Seperti diketahui, Bupati Mojokerto juga telah menerbitkan petunjuk teknis (Juknis) dengan nomor 188.45/381/HK/416-012/2022. Dalam juknis tersebut penerima bantuan mendapatkan bansos senilai Rp 3,1 juta. Dengan rincian Rp 2,1 juta untuk bahan bagunan dan Rp 1 juta untuk ongkos tukang. Bansos untuk 5.598 KK di 18 Kecamatan ini menelan anggaran PAPBD senilai 20,5 Milyar.
Saat ini, Dugaan Korupsi Program Bansos Jamban Sehat 2022 telah dilaporkan oleh Serikat Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia (Srikandi) ke Kejari Kabupaten Mojokerto.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi