SUARA INDONESIA

Terkait Serangan Hama Tikus , Begini Penjelasan Kadisperta Jombang

Gono Dwi Santoso - 16 January 2023 | 18:01 - Dibaca 910 kali
Peristiwa Daerah Terkait Serangan Hama Tikus , Begini Penjelasan Kadisperta Jombang
Kadis Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony saat di temui suaraindonesia.co.id

JOMBANG -  Petani di Kabupaten Jombang, Jawa Timur diresahkan serangan hama tikus beberapa pekan terakhir.

Berbagai cara telah dilakukan petani untuk menanggulangi hama tikus tersebut, namun tetap tidak berhasil.

Dinas Pertanian Kabupaten Jombang pun turun tangan menanggulangi serangan hama tikus tersebut.

Ditemui dikantornya, Kepala Dinas Pertanian Jombang, Moch Rony mengatakan hasil evaluasi di lapangan oleh pengamat hama, penyuluh pertanian dan koordinator wilayah PPL di kecamatan tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 ada kencenderungan penurunan terkait serangan hama tikus.

"Paling banyak di daerah endemi di Kecamatan Kesamben, kemudian di Kecamatan Sumobito dan Kendalsari masih menjadi perhatian kita untuk di upayakan pengendaliannya," terangnya, Senin (16/01/2023).

Rony menjelaskan jika dinasnya sudah menerbitkan SOP dan mensosialisasikan cara pengendalian hama tikus kepada petani.

"Sosialisasi ini tidak berhenti pada fase tertentu, kami menyarankan PPL menyampaikan pengendalian hama tikus ini secara komperhensif setiap fase," imbuhnya.

Dijelaskan Rony, fase-fase itu meliputi sebelum masa tanam dilakukan gropyokan, pengasapan di lubang-lubang sarang tikus di parit.

Saat masa tanam petani juga harus tetap melakukan pengendalian dengan cara pengumpanan dengan rodentisida dan upaya pengemposan.

"Jadi ada tahapan mulai musim tanam hingga panen, harapannya pengendalian hama tikus yang dilakukan dapat berjalan maksimal," tambahnya.

Sejauh ini Pemkab Jombang mendapatkan bantuan dari Provinsi Jawa timur, berupa bantuan stimulan rodentisida untuk pengendalian hama tikus. Tetapi pengunaan rodentisida harus secara serentak.

Di Kabupaten Jombang terdapat program bekadang yang didanai oleh dana desa.

"Sebanyak 20 persen dari dana desa bisa digunakan untuk ketahanan pangan salah satunya untuk pengendalian hama, pembelian pupuk bokasi kekurangan dari pupuk bersubsidi," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya