JEMBER – Sungguh menyedihkan sebagian besar nasib honorer tenaga kesehatan (nakes) Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Betapa tidak, meski sudah bekerja puluhan tahun lamanya di puskesmas dan rumah sakit, namun masih ditemukan gaji masih sangat jauh dari harapan dan di bawah upah buruh.
Seperti yang disampaikan Ratih Diah Palupi, salah seorang pengurus (Forum Honorer Tenaga Kesehatan) FHTK Kabupaten Jember, Minggu (19/02/2023) lewat sambungan selulernya.
Kata Ratih, meski sebagian ada yang sudah dinyatakan sejahtera, namun masih jauh lebih banyak yang belum mendapatkan hak sesuai UMK.
“Banyak yang terkesan tidak berprikemanusiaan dan dibawah gaji buruh. Bayangkan, sukwan puluhan tahun masih ada yang ditemukan dihonor Rp 300 ribu anggota kami,” tegasnya membeberkan.
Menurut Ratih, tuntutan nakes sebenarnya tidak terlalu muluk-muluk dan tidak akan membuat negara ini bangkrut.
"Urusan tangani penyakit paling depan, sementara kesejahteraan masih terbelakang. Ini fakta, bukan retorika," lugasnya.
“Kita perhatikan saja PAD Kabupaten Jember itu berapa. Kemudian, kalau tuntutan kita dikabulkan hanya berapa persen,” paparnya menambahkan.
Ratih mengaku heran, banyaknya program banyak menguras anggaran dan tidak semua masyarakat bisa menikmati tidak terlalu dipersoalkan.
“Contoh kecil saja pembangunan lapangan golf, sangat tidak sulit. Sementara kami, yang berjibaku menyelamatkan nyawa manusia susah sekali dianggarkan. Ini bagaimana Bapak Bupati dan DPRD yang terhormat,” herannya.
Di tempat terpisah, Ketua FHTK Kabupaten Jember Dwi Rendra menyampaikan, akan mengawal terus surat permohonan hearing dengan DPRD Jember.
“Kami minta untuk bisa duduk bareng dengan DPRD Kabupaten Jember untuk menyampaikan uneg-uneg kami, agar disampaikan kepada Bupati Jember,” ucapnya.
Jika dalam waktu satu minggu ke depan tidak ada tanggapan, kata Rendra, seluruh honorer nakes Kabupaten Jember akan kembali merapatkan barisan.
‘Kami siap demo Bupati dan DPRD Jember, agar bisa mendengarkan jeritan tangis kami para nakes,” lantangnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi