JOMBANG, Suaraindonesia.co.id –Belasan warga Dusun Jumok Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang resah karena dindingnya retak.
Retaknya dinding-dinding rumah warga itu, disebabkan adanya gerakan tanah. Kawasan Dusun Jumok Desa Sambirejo itu pun masuk dalam peta kawasan rawan bencana kelas sedang dan tinggi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kalaksa BPBD Kabupaten Jombang, Bambang Dwijo Pranowo mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian adanya pergerakan tanah di kawasan tersebut.
Penelitian dilakukan selama sebulan sejak tanggal 23/05/2023 hingga 23/06/2023 lalu dan menghasilkan beberapa kesimpulan.
"Penelitian potensi bencana longsor bersama ITS selama 30 hari sudah selesai. Hasilnya Dusun Jumok masuk dalam kawasan (rawan) bencana kelas tinggi dan sedang. Sehingga direkomendasikan sebagai kawasan terbatas ketat," ungkapnya kepada Suaraindonesia.co.id, Jumat (07/07/2023).
Karena masuk kawasan rawan bencana tinggi dan direkomendasikan sebagai kawasan terbatas ketat, maka Dusun Jumok hanya boleh dimasuki orang terlatih kesiapsiagaan bencana longsor, khususnya warga penghuni 11 rumah yang ada di kawasan tersebut.
"Jadi secara umum, memang kawasan itu masuk kawasan rawan bencana tinggi. Tapi tidak membahayakan seperti angan-angan kami terjadi patahan bumi," jelasnya.
Bambang mengatakan, sesuai rekomendasi tim ahli, warga di daerah tersebut masih dapat menempati Dusun Jumok, namun tetap waspada dan memiliki bekal kesiapsiagaan bencana.
”Jadi tetap bisa tinggal disitu, namun harus tetap waspada,’’ tegasnya.
Menurut dia, jika dugaan BPBD benar di kawasan tersebut ada patahan bumi, otomatis harus dilakukan evakuasi. "Tapi bukan patahan bumi. Jadi retak itu muncul karena ada retakan tanah," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi