SUARA INDONESIA

Nelayan Banyuwangi Sepekan Absen Melaut Imbas Cuaca Buruk

Muhammad Nurul Yaqin - 08 July 2023 | 19:07 - Dibaca 2.14k kali
Peristiwa Daerah Nelayan Banyuwangi Sepekan Absen Melaut Imbas Cuaca Buruk
Ilustrasi cuaca buruk di perairan Banyuwangi, nelayan memilih tidak melaut. (Foto: Dok Suaraindonesia.co.id/Muhammad Nurul Yaqin).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Cuaca ekstream yang melanda Banyuwangi sepekan terakhir memberikan dampak tidak hanya aktivitas di penyeberangan Ketapang, melainkan juga nelayan.

Selama cuaca tidak menentu ini, nelayan di Banyuwangi absen melaut. Karena dikhawatirkan terjadi laka laut jika dipaksakan.

"Kurang lebih sudah seminggu tidak melaut sejak cuaca buruk melanda Banyuwangi," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, Hasan Basri, Sabtu (08/07/2024).

Hasan menerangkan, cuaca buruk dimaksud ditandai dengan hujan lebat dan naiknya gelombang laut. Ditambah saat ini juga terjadi bulan purnama. 

Para nelayan memilih memanfaatkan waktu terang bulan dan cuaca ekstrem ini untuk membetulkan perahu maupun jaring ikan yang rusak.

Libur melaut ini rencananya akan berlanjut sampai cuaca membaik. Hingga hujan dan gelombangnya stabil.

"Kalau kita paksakan melaut, ini juga berbahaya," ujarnya.

Dia berharap cuaca segera membaik. Sehingga, nelayan bisa kembali melaut. Kondisi ini berdampak pada aktivitas ekonomi para nelayan. 

Ketika libur, mereka tak memiliki penghasilan. Libur massal nelayan ini juga berdampak pada harga ikan. Akibat sepi tangkapan, harga ikan langsung naik. 

"Kalau liburnya sampai kapan, kami tetap mengikuti perkembangan cuaca," bebernya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sebelumnya memberikan peringatan dini bagi nelayan.

Prakirawan BMKG Banyuwangi Rahmayani menyebut, gelombang sangat tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Banyuwangi.

BMKG mengimbau wisatawan yang beraktivitas di pantai selatan serta nelayan yang melaut untuk mewaspadainya.

"Karena potensi tinggi gelombang 2 hingga 6 meter (sangat tinggi) berpeluang terjadi di perairan selatan Banyuwangi," ucap Rahma.

Ia mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir disebabkan oleh dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal.

Atmosfer yang cenderung tidak stabil ini meningkatkan peluang terjadinya hujan di wilayah Indonesia, terutama Banyuwangi.

"Faktor yang dimaksud diantaranya adalah aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia yang mengakibatkan terjadinya hujan di wilayah Banyuwangi," terangnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya