BOSTON, Suaraindonesia.co.id - Pejabat Penjaga Pantai AS, Laksamana Muda John Mauger mengatakan kemungkinan kapal selam (mini) Titan milik perusahaan OceanGate yang hilang saat ekspedisi kunjungan wisata menuju bangkai kapal Titanic mengalami "ledakan bencana" di kedalaman laut, Kamis (22/06/2023.
Pengumunan itu mengakhiri seluruh operasi pencarian yang menarik perhatian dunia setelah kapal selam Titan dinyatakan hilang di Atlantik Utara pada Minggu (18/06/2023).
Laksamana Muda John Mauger, mengatakan analisis menunjukkan puing-puing yang ditemukan di dasar laut sekitar 500 meter dari bangkai haluan Titanic dianggap konsisten dengan ledakan ruang tekanan kapal selam.
“Atas nama Penjaga Pantai Amerika Serikat dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga-keluarga bersangkutan,” kata Mauger seperti dilansir voaindonesia.com, media jejaring suaraindonesia.co.id.
Kapal selam mini Titan membawa 5 orang, yakni penjelajah Inggris Hamish Harding, ahli kapal selam Prancis Paul-Henri Nargeolet, taipan Pakistan-Inggris Shahzada Dawood dan putranya Suleman serta CEO operator kapal selam OceanGate Expeditions, Stockton Rush.
Mauger menyebut, Penjaga Pantai tidak dapat memastikan kapan atau mengapa kapal itu meledak dan menolak untuk dibawa pada kesimpulan mengenai upaya pencarian mayat korban.
“Ini adalah lingkungan yang sangat tak kenal ampun di bawah sana di dasar laut,” katanya.
Proses demobilisasi personel dan kapal dari tempat kejadian akan segera dimulai, tetapi robot tak berawak akan terus beroperasi di dasar laut untuk saat ini, tambah Mauger.
“Kami akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin,” terang Mauger.
Penjaga Pantai AS mengumumkan bahwa robot bawah air telah menemukan “ladang puing” di area pencarian itu.
Pihak berwenang mengatakan mereka kemudian mengetahui potongan-potongan itu termasuk kerucut ekor kapal selam dan ujung depan serta belakang lambung tekanannya.
Pihak OceanGate mengatakan sangat berduka bersama 5 jiwa (yang tewas) dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini.
“Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda dan hasrat mendalam, untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan dikutip dari voaindonesia.com, media jejaring suaraindonesia.co.id.
Surat kabar Wall Street Journal, melaporkan bahwa militer AS awalnya mendeteksi kemungkinan ledakan kapal selam mini itu pada perangkat pemantau suara bawah air rahasia tidak lama setelah hilang pada hari Minggu.
“Angkatan Laut AS melakukan analisis data akustik dan mendeteksi anomali yang konsisten dengan ledakan di sekitar tempat kapal selam Titan beroperasi ketika komunikasi terputus,” kata seorang pejabat senior Angkatan Laut yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar itu.
Sebagai informasi, kapal selam kecil Titan menghilang pada hari Minggu (18/06/2023) saat turun ke bangkai kapal Titanic yang berada lebih hampir 4 km di bawah permukaan laut dan 400 mil laut di lepas pantai Newfoundland, Kanada.
Perusahaan OceanGate Expeditions mengenakan biaya $250.000 untuk setiap penumpang di kapal selam itu. Dalam gugatan tahun 2018, mantan direktur operasi kelautan perusahaan itu menyatakan kekhawatiran tentang “desain eksperimental dan belum teruji” untuk Titan.
Titanic International Society mengatakan sudah waktunya untuk mengganti misi berawak ke bangkai kapal dengan mesin otonom.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi