JEMBER - Ketua Komisi A DPRD Jember, Tabroni, meminta pihak SPBU segera mencari solusi, terkait polemik air sumur warga di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang diduga tercemar BBM.
Menurut Tabroni, biasanya sebelum membangun SPBU, pengusaha tentunya melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Selain itu juga harus mendapatkan izin dari lingkungan.
"Nah, itu adalah satu persyaratan awal agar SPBU itu bisa dibangun. Kalau kedepan ada masalah, misalnya dugaan kebocoran, maka dampak lingkungan yang timbul itu haruslah menjadi tanggungjawab pemilik SPBU," ucapnya, Rabu (26/10/2022).
Tabroni melanjutkan, salah satu bentuk tanggungjawab dan kepedulian yang bisa dilakukan oleh pihak SPBU ialah dengan mengumpulkan warga sekitar yang air sumurnya diduga terdampak BBM.
"Mengundang masyarakat bersama-sama, menyampaikan apa masalah yang dihadapi oleh SPBU. Begitupun masyarakat apa yang dikeluhkan bisa didengarkan langsung oleh SPBU," imbuhnya.
Legislator PDI Perjuangan ini juga menawarkan, jika keadaan itu tidak menemukan solusi, pihak DPRD siap membantu.
"Kita (DPRD) siap mempertemukan antara warga yang terdampak, dengan SPBU untuk duduk bersama, untuk mencarikan jalan keluarnya bersama-sama. Silahkan bersurat dan bisa jadwalkan," lugasnya.
Tidak hanya itu, jika benar itu berpotensi berasal dari rembesan BBM, Tabroni juga meminta pihak SPBU juga bisa memberikan kompensasi, atas kerugian maupun adas dampak negatif yang dirasakan warga.
"Makanya perlu dilakukan duduk bersama. Jadi pengusaha SPBU tidak boleh abai atau tidak peduli terhadap situasi yang sedang terjadi. Sekali lagi, pihak SPBU harus bertanggungjawab menjelaskan kepada masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, air sumur warga Cluster Diponegoro Land Kalisat, diduga tercemar BBM.
SDN Glagahwero 1, juga mengalami hal yang serupa. Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kepala SDN Glagahwero 1, Mukhlis.
Sontak saja, hal itu membuat masyarakat mendesak pihak SPBU menindak lebih jauh.
Pihak SPBU juga telah mengambil sample secara random di rumah warga yang diduga air sumurnya tercemar BBM.
Kejadian tersebut, mendapat sorotan dari banyak pihak. Salah satunya dari Direktur LBH Jember Raya, Lubboyk Dayrobbie, S.H.
Ia mendesak pihak SPBU untuk segera menyelesaikan masalah itu. Jangan sampai berlarut-larut. Sebab, bisa merugikan banyak pihak.
Kepala Desa (Kades) Glagahwero, H Halim, juga bakal menguras air sumur warga yang diduga tercemar BBM.
Pengurasan air sumur itu bertujuan untuk membuktikan apakah air sumur itu benar-benar tercemar BBM adau zat lain.
Hingga berita ini ditulis, pihak SPBU belum memastikan apa penyebab air sumur warga berbau menyengat.
Jurnalis juga beberapa kali berusaha menghubungi Pengawas SPBU, Anwar Nuris, via WhatsApp. Namun tidak ada jawaban dari yang bersangkutan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Zainul Hasan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi