SITUBONDO, Suaraindonesia.co.id - Akibat malu pada rekan sekelasnya, seorang Bocah berumur (9) tahun memilih berhenti atau tidak meneruskan pendidikannya lantaran orang tuanya tidak mampu membiayai kebutuhan sekolahnya.
Ironisnya, keinginan bocah tersebut untuk tidak melanjutkan sekolah justru disetujui oleh pihak keluarga. Bahkan saat ini sang bocah tersebut setiap hari hanya membantu orang tuanya mencari rumput untuk makan ternak milik orang yang di peliharakan kepada keluarganya.
Padahal saat dia masih sekolah di jelas 1 SD kebutuhan untuk sekolah seperti buku maupun seragam sering dibantu oleh para guru gurunya.
“Memang benar, kalau cucu saya ini memilih berhenti sekolah sejak kelas satu SD. disebabkan lantaran dirinya sudah tidak mampu membiayai kebutuhan sekolahnya,” ujar Omyani nenek sang bocah, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, setelah ditinggal ayahnya karena cerai sama anaknya, cucunya itu tinggal bersama ibunya yang pekerjaannya hanya sebagai seorang buruh.
“Sebenarnya, sejak ditinggal ayahnya, cucu dan ibunya ini tinggal satu rumah dengan saya. Tetapi pekerjaan kami semuanya disini hanya seorang buruh,” jelasnya.
Sehingga dengan kondisi keluarganya saat ini, ia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan biaya sekolah cucunya. Makanya tidak bisa melarang ketika cucunya ingin berhenti sekolah.
“Pihaknya sudah tidak kuat lagi membiayai cucu saya sekolah. Kasian juga ketika dia di sekolah selalu merasa malu sehingga dia tidak mau sama dengan teman-temannya,” ucapnya.
Lebih lanjut Omyani menjelaskan, bahwa saat ini keluarganya hanya bekerja sebagai buruh kasar. Dari hasil pekerjaannya tersebut hanya cukup untuk kebutuhan makan saja.
“Ketika ada yang panggil buat bersih-bersih rumah atau dimintai tolong untuk kerja ke sawah, baru dapat penghasilan, Itupun tidak besar, cukup hanya untuk beli beras saja yang dimakan untuk keluarganya.” ungkapnya.
Menurut Omyani, saat ini aktivitas cucunya setiap hari yaitu hanya pergi ke sawah mecari rumput untuk buat pakan ternak, untuk membantu keluarganya.
“Tetapi syukur Alhamdulillah sekarang kami bisa pelihara sapi, walaupun bukan milik sendiri, melainkan milik orang lain yang dititipin kesini. Jadi cucu saya sekrang pekerjaannya hanya bantu-bantu cari rumput untuk pakan sapi,” paparnya.
Walaupun cucunya sudah tidak melanjutkan pendidikan di sekolah, tetapi masih aktif belajar ngaji agama di musollah. Itu dilakukan rutin setiap hari.
“Pada saat pagi itu cucu saya ke sawah, terus ketika menjelang maghrib pergi ke musollah. Seterusnya aktifitas cucu saya seperti itu setuap hari,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi