SUARA INDONESIA

Buruh PDP Tagih Janji, Bupati Hendy Enggan Turun Menemui

Fathur Rozi (Magang) - 19 September 2024 | 01:09 - Dibaca 361 kali
Peristiwa Buruh PDP Tagih Janji, Bupati Hendy Enggan Turun Menemui
Massa aksi buruh PDP Kahyangan Jember yang memaksa masuk ke dalam area pendopo, Rabu (18/9/2024). (Foto: Fathur Rozi/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER- Unjuk rasa di depan pendopo oleh buruh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember, berlangsung tegang. Massa memaksa ingin masuk ke dalam, hingga pagar pendopo ambruk menjadi korban.

Kemarahan buruh ini menyusul Bupati Jember Hendy Siswanto, yang ogah turun menemui massa aksi. Padahal sebelumnya, mereka berbaris rapi di depan Pendopo Wahyawibawagraha, rumah dinas Bupati Jember tersebut, Rabu (18/9/2024).

Pada awalnya, massa bersikap tenang, meski telah disambut oleh kawat berduri serta aparat kepolisian. Setelah melakukan orasi menyampaikan aspirasinya, massa meminta Bupati Hendy hadir ke tengah aksi. Namun permintaan itu tak digubris, hingga peserta aksi kesal dan mulai merangsek masuk pendopo.

Massa mulai menarik kawat berduri yang sempat menjadi garis penghalang. Sehabis itu, mereka berhadap-hadapan dengan pihak aparat dan memohon kembali untuk menghadirkan orang nomor satu di Jember tersebut agar menemui dan mendengar langsung aspirasi mereka.

Namun sekali lagi, permintaan tersebut tak terpenuhi. Sehingga massa makin geram dan mendorong paksa pagar Pendopo Wahyawibawagraha hingga roboh. “Hal tersebut adalah bentuk kekecewaan. Mulai tadi teriak-teriak, tapi nggak ditemui sama bupati,” ujar Koordinator Aksi, Hermanto.

Pada akhirnya, massa aksi diperbolehkan masuk dan duduk mengerumuni halaman Pendopo Wahyawibawagraha. Namun hingga aksi bubar, Bupati Jember yang diharapkan turun tidak kunjung menemui mereka. Padahal, mobil dinas bernomor polisi P 1 GP terparkir di depan Pendopo Wahyawibawagraha.

Selain itu, Hermanto juga menjelaskan, ketika sebelum menuju pendopo, peserta melakukan aksi di depan kantor PDP Jember. Mereka ingin menemui pihak direksi.

“Namun tidak ada tanggapan, karena mereka enggan menemui. Sepertinya tidak berani. Padahal kami bukan setan,” kesal Hermanto.

Rupanya, sikap bupati yang enggan turun menemui demonstran ini, jauh berbeda dengan keputusannya saat aksi demonstrasi buruh PDP Kahyangan pada awal Maret 2023 lalu.

Kala itu, Bupati Hendy menemui langsung para demonstran. Bahkan, suami Kasih Fajarini itu sampai naik ke mobil komando. Di hadapan massa, Hendy berjanji akan memulihkan kondisi PDP, hingga menaikkan upah buruh sesuai upah minimum kabupaten (UMK).

Rupanya, janji yang telah disampaikan lebih setahun tersebut hingga kini tak terbukti. Kesejahteraan buruh tetap tak meningkat. Bahkan, ada yang hanya diupah ratusan ribu rupiah per bulan. Tanpa mendapat tunjangan hari raya (THR). (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Fathur Rozi (Magang)
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV