TUBAN – Keberhasilan Kabupaten Tuban dan menjadikan pilot project pengembangan bibit jagung hibrida berbasis korporasi membuahkan hasil maksimal, sebab hasil panen saat ini memiliki kualitas sangat bagus untuk pasar ekspor.
Adanya pengembangan bibit hibrida tersebut mampu menarik perhatian Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Moh Takdir Mulyadi, untuk mengunjungi pusat pembenihan yang berada di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (23/10/2020).
Moh Takdir Mulyadi dalam kunjungannya menyampaikan bahwa, pembenihan jagung hibrida di Kabupaten Tuban memang dibidik mampu mencukupi kebutuhan bibit jagung selain di Bumi Wali, juga dapat mengekspor hasil pertanian jagung hibrida hingga luar negeri.
"Itu menjadi target kita, bahwa jagung pembibitan dari Tuban ini mampu dikembangkan di tingkat skala nasional, bahkan internasional," ujar Dirut Pembenihan Ditjen Tanaman Pangan, Kementan RI, didampingi Kepala Dinas Pertanian Tuban.
Ia menyatakan, pemilihan Kabupaten Tuban sebagai pilot project secara nasional tersebut dikarenakan, selain para petaninya memiliki kapabilitas dan semangat, juga etos belajar yang tinggi terkait teknologi pertanian terbaru.
"Para petani disini memiliki motivasi yang luar biasa, dan keinginan mereka untuk terus belajar sangat kuat. Semoga apa yang kerjakan saat ini bisa membuahkan hasil yang maksimal," terangnya.
Untuk mendukung pengembangan produktifitas hasil pertanian tersebut, Kementan RI menambah alokasi areal pengembangan yang semula 380 hektar menjadi 600 hektar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Murtadji menerangkan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan pengembangan bibit jagung hibrida berbasis korporasi ini menjadi suatu kawasan dengan mencakup kecamatan lain di Tuban. Hasil pembenihan dari Jatirogo mampu mencukupi kebutuhan bibit di Kabupaten Tuban.
"Bibit jagung Nasa 29 dan CH 37 yang dikembangkan di Tuban memiliki kualitas unggul dan mendapat apresiasi dari Kementan RI, karena mampu bersaing dengan bibit jagung ekspor," jelas Kadis inspiratif ini.
Pada tahap awal petani kurang minat untuk mengikuti program ini dan hanya memiliki 98 hektar lahan yang dikembangkan, namun setelah merasakan nilai tambah hingga 3 kali lipat, banyak petani yang kemudian berminat.
Banyaknya minat warga untuk mengembangkan jagung hibrida ini kemudian mereka mengajukan penambahan lahan pertanian hingga 500 hektar. Pemkab Tuban juga memberi dukungan dengan mencukupi sarana prasarana yang dibutuhkan, seperti pompa air, dryer UV, dryer beroda dan vertikal, hingga jalan usaha tani.
"Pada tahun 2020, Kabupaten Tuban mendapat penambahan luasan areal hingga 560 hektar. Kedepannya, juga akan dibentuk koperasi untuk menampung hasil pertanian bibit jagung ini," pungkasnya. (Jun/Imm)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi