SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Pusat Rehabilitasi YAKKUM dukungan MiracleFeet dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara berkolaborasi dengan RS Emanuel, menggelar workshop deteksi dini dan penanganan anak clubfoot atau kaki pengkor guna mencegah terjadinya disabilitas permanen bagi anak.
Kegiatan yang diikuti oleh 45 bidan se-kabupaten Banjarnegara tersebut mengambil tema "Walk, Play, and Run Free” untuk memberikan pelayanan dan pendampingan bagi 36 anak dengan kondisi clubfoot/CTEV dari berbagai wilayah, termasuk Banjarnegara, Banyumas dan Purbalingga serta dalam rangka memperingati Hari Clubfoot Sedunia.
Project Manager Penanganan Clubfoot, Pusat Rehabilitasi YAKKUM Silvia Laurent mengatakan, program Peningkatan Layanan Clubfoot ini bertujuan untuk meningkatkan penanganan kaki pengkor secara dini, agar anak mempunyai rasa percaya diri dengan baik, tumbuh dan berkembang sesuai hak-haknya serta potensi dirinya dan kelak dewasa menjadi produktif di dalam kehidupan bermasyarakat.
"Selain memberikan penanganan dengan metode non-bedah Ponseti, ini juga kualitas perawatan berdasarkan standar perawatan global untuk perawatan anak dengan Clubfoot dan memberikan sepatu khusus bagi penderita secara gratis," katanya, Kamis (13/6/2024).
Dalam memberikan penanganan clubfoot, telah ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Meskipun demikian, BPJS Kesehatan belum menyediakan alat bantu sepatu koreksi atau brace sebagai bagian dari terapi rehabilitatif clubfoot.
"Penanganan Clubfoot memerlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk institusi dan lembaga pemerintah, untuk menguatkan sinergi dalam pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi," ujarnya.
"Kerjasama dengan Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan organisasi kesehatan lainnya dapat memastikan bahwa anak-anak dengan clubfoot/CTEV mendapatkan diagnosis dini, akses ke perawatan yang tepat, serta dukungan berkelanjutan," imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, Latifa Hesti Puwaningtyas mengatakan, Bidan berperan sebagai penolong dari proses persalinan hendaknya bisa melakukan deteksi sejak awal kondisi CTEV ini pada bayi yang ditolongnya, kemudian melakukan prosedur penanganan rujukan sesuai dengan apa yang nanti disampaikan oleh narasumber.
"Penanganan secara dini akan memberikan dampak baik bagi bayi karena akan dapat mengurangi efek samping dari kelainan tersebut yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak di fase selanjutnya, tentu saja ini akan memberikan dampak psikologis juga bagi orang tua," katanya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi