BANYUWANGI- Lahan sempit bukan penghalang bagi warga di Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Kota Banyuwangi, untuk berkebun.
Mereka menyulap kampungnya menjadi sentra tanaman jahe dengan memanfaatkan lahan pekarangannya.
Sentra jahe ini tepatnya berada di Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Tukangkayu, sebuah kampung padat penduduk. Warga beramai-ramai menanam tanaman berkhasiat tersebut di pekarangan rumahnya dengan menggunakan polybag.
Salah seorang warga, Qorinatul Urbaniyah (23) mengatakan, munculnya ide Kampung Jahe berasal dari inisiatif warga yang saat itu getol menanam jahe di tempat yang sempit.
"Pertama yang nanam hanya 15 orang, tapi sekarang sudah hampir merata warga menanam jahe di pekarangan rumah," ujarnya.
Wakil Ketua Komunitas Anggota Inti Menanam dan Memanfaatkan Jahe (Anti Manja), Baim juga menjelaskan, sejak awal Januari lalu komunitasnya telah merintis untuk menanam jahe dan melakukan sosialisasi kepada warga agar memanfaatkan lahan pekarangannya.
"Sampai saat ini sudah ada 250 tanaman jahe yang telah ditanam oleh warga. Jahe tersebut diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti wedang jahe, bagiak jahe, rengginang jahe, dan wedang uwuh," kata Baim.
Warga di sana pun kini menyebut kampungnya dengan Senja (Senang Jahe) di Kampung Jahe.
Jahe yang ditanam adalah jahe emprit, jahe merah hingga jahe gajah. Semuanya ditanam dengan cara organik. Pelatihan pun sudah dilakukan. Tak hanya pelatihan menam jahe, warga juga membuat kuliner berbahan jahe. Mulai dari makanan ringan, minuman hingga makanan berat bercinta rada jahe.
"Snack bagiak, keripik matahari, kucur, jenang tape dan dodol jahe. Semua beraroma dan rasa jahe. Minuman juga, mulai dari jahe hangat, wedang ronde, teh jahe aren, kopi jahe sekoteng dan makanan yang bercinta rasa jahe," kembali kata Qorinatul.
Apa yang dilakukan warga rupanya mendapat dukungan penuh dari pemkab. Camat Kota Banyuwangi Muhammad Lutfi menyampaikan apresiasinya atas inisiatif warga yang menggalakkan urban farming.
"Tak hanya wilayah desa yang digerakkan untuk pertanian. Tapi juga perkotaan dengan memanfaatkan pekarangannya yang sempit menjadi lahan untuk bercocok tanam yang bermanfaat. Apalagi jahe ini kan rempah yang memiliki khasiat tinggi, dan sangat diburu masyarakat selama pandemi ini karena khasiatnya," ujarnya.
Menurut Lutfi, adanya Kampung Jahe ini juga diharapkan menjadi alternatif untuk menggerakkan ekonomi warga setempat. Jahe-jahe yang ditanam bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
"Akan dilengkapi pula pelatihan membuat olahan dari bahan utama jahe. Misalnya pelatihan kuliner jahe, packaging kuliner jahe hingga berbagai kerajinan dari bahan jahe. Harapan kami, warga bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari menanam jahe yang ada di rumahnya," pungkas Lutfi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi