SUARA INDONESIA

Geliat Literasi Taman Baca Anak Bentukan Pemuda Probolinggo di Masa Pandemi

Lutfi Hidayat - 25 June 2021 | 20:06 - Dibaca 2.45k kali
Pendidikan Geliat Literasi Taman Baca Anak Bentukan Pemuda Probolinggo di Masa Pandemi
Anak-anak di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo menikmati belajar di taman baca 'Sanggar Belajar Sejati' bentukan pemuda Karang Taruna

PROBOLINGGO - Nama desanya Jatiurip, Kecamatan Krejengan sekitar 10 Km dari pusat Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Masyarakatnya berkarakter pedesaan tapi kreativitas pemudanya cukup cemerlang, buktinya ada dua taman baca untuk anak-anak.

'Sanggar Belajar Sejati' begitu pemuda setempat memberi nama taman baca itu, tak ada fasilitas mewah hanya ada sejumlah meja dan kursi bekas, lemari buku sederhana dan lebih dari seratusan buku.

Semuanya hasil donasi pemuda dan warga sekitar, ada yang menyumbang buku bekas tapi ada juga yang membelikannya buku baru.

Taman baca itu ada di Dusun Krajan 2 dan Dusun Lamur yang diinisiasi kelompok pemuda dari Karang Taruna.

Menurut Sekretaris Karang Taruna Desa Jatiurip, Khoirul Umam taman baca itu menempati halaman rumah warga.

"Taman baca kami dikelola teman-teman Karang Taruna yang masih kuliah atau yang baru lulus sarjana. Anak-anak di sini belajar baca, menulis, berhitung dan kreasi seni," paparnya kepada Suaraindonesia.co.id, Jumat (25/06/2021).

Pendirian taman baca untuk anak kampung itu, kata Umam agar minat literasi anak semakin meningkat, apalagi di masa pandemi Covid-19 anak-anak jarang sekali belajar tatap muka.

"Kami dirikan 6 bulan lalu, agar minat baca-tulis anak tetap tinggi. Kalau mereka harus ke perpustakaan sekolah atau daerah kan tidak mungkin dilakukan di masa pandemi ini," imbuhnya.

Taman baca yang hanya berskala dusun itu, menjadi solusi mengembangkan literasi anak sejak dini. Sebab jumlah anak yang terbatas dan belajar di luar ruangan menjadikan mereka cukup aman dari paparan Covid-19.

"Sehari bisa 15 sampai 20 anak belajar di sini. Jadi meskipun dalam keterbatasan mereka tetap bisa belajar dengan senang," tandas Umam.

Sementara penasihat Karang Taruna Desa Jatiurip, Nanang Fadlil menyebut proses belajar anak di taman baca itu harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak anak-anak.

"Namanya anak-anak maskernya kadang terlepas, kami ingatkan lagi agar dipakai dengan benar," katanya.

Target jangka panjang pendirian taman baca 'Sanggar Belajar Sejati' itu, sambung Nanang untuk menjadikan Desa Jatiurip sebagai kampung literasi.

Di mana warganya menjadikan buku dan pengalaman sebagai referensi dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup mereka.

"Kami ingin desa kami menjadi kampung literasi, agar masyarakat mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan berbagai potensi mereka," ungkapnya.

Tidak hanya di Desa Jatiurip, rupanya kelompok pemuda itu juga telah bergerak dan mengembangkan budaya literasi ke desa lain.

Dusun Curahkates Desa Opo-opo dan Desa Dawuhan misalnya, juga telah bersiap mendirikan taman baca setelah melakukan kunjungan dan diskusi dengan pemuda-pemuda kreatif itu.

"Tapi kami tidak mungkin bisa bergerak sendiri, butuh dukungan berbagai pihak agar apa yang kami gagas bisa maksimal. Dukungan pemerintah daerah sangat kami butuhkan baik untuk pengembangan SDM melalui pelatihan pengelolaan taman baca maupun infrastruktur agar anak-anak nyaman dan aman belajar di tempat kami," tutup Nanang.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya