JEMBER, Suaraindonesia.co.id - Viral media sosial secara ramai memberitakan protes Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas ke Mashariq berkaitan dengan layanan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia.
Secara tegas, Gus Menteri memiliki perhatian terkait hal ini, terutama berkaitan dengan layanan distribusi makanan. Sebagaimana video yang beredar, pernyataan Gus Menteri, kurang lebih seperti ini.
“Selama jemaah saya (haji Indonesia) sudah makan, baru saya mau makan. Kalau jemaah saya belum makan, saya ndak mau makan,” ungkap Gusmen dalam komentarnya beberapa hari lalu.
Peristiwa ini terjadi usai terlambatnya evakuasi jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah.
Menanggapi itu, Rektor Universitas Islam Kiai Haji Siddiq (UIN KHAS) Jember, Babun Suharto merasa terenyuh dan mengapresiasi bentuk tanggungjawab sekelas Menteri Agama yang turun langsung melihat langsung kondisi jemaah haji.
“Kami terenyuh dan mengapresiasi langkah Gusmen. Pernyataan tersebut memperlihatkan ketegasan Gus Men untuk benar-benar memprioritaskan kondisi jemaah haji Indonesia, baik berkaitan dengan layanan konsumsi, akomodasi, penginapan, transportasi, dan lain sebagainya,” ungkap babun saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id, Kamis (06/07/2023).
Menurut Babun, sebagaimana diketahui, tahun 2023, para jemaah haji banyak yang sudah berusia 65 tahun keatas. Karena itu, tagline dari Kementerian Agama adalah "Haji Ramah Lansia".
“Banyak hal telah disiapkan untuk memberikan pelayanan dengan tidak mengurangi mutu layanan pada jemaah haji lainnya. Secara angka, jumlah Lansia yang mencapai 30 persen (67.000 orang) dari total jemaah haji Indonesia yang berjumlah 229.000 pada tahun 2023,’ terangnya.
Dari total jemaah haji, menurut Babun, berdasarkan Big Data Kementerian Agama, terdapat sekitar 65.802 jemaah Lansia, atau sekitar 33 persen dari total jemaah, termasuk jemaah dengan resiko tinggi.
“Berkaitan dengan hal ini, telah banyak inovasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama, misalnya menyediakan sarana transportasi bus sholawat untuk jemaah haji Lansia, menyediakan ruang tunggu khusus bagi Lansia di lobi-lobi Hotel di Mekah yang menyediakan lift khusus untuk jemaah haji Lansia, dan lain sebagainya,” paparnya.
Selain itu, menurutnya, para jemaah haji ini telah memenuhi syarat-syarat, misalnya syarat mampu (istita’ah)yang mengandung arti keuangan, keamanan, kesehatan fisik dan waktu.
“Pelayanan kepada seluruh jemaah haji ini menjadi kata kunci kesuksesan pelaksanaan ibadah haji tahun 2023. Satu hal yang perlu terus dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi juga menjadi kunci untuk terus dilakukan demi peningkatan pelayanan jemaah haji untuk tahun-tahun berikutnya," tutupnya. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi