SUARA INDONESIA

Dongkrak Produksi Pertanian, Banyuwangi Optimalkan Program Agrosolution

Muhammad Nurul Yaqin - 31 March 2021 | 17:03 - Dibaca 1.58k kali
Peristiwa Daerah Dongkrak Produksi Pertanian, Banyuwangi Optimalkan Program Agrosolution
Ilustrasi petani sedang melakukan pemupukan. (Foto: ePetani.com).

BANYUWANGI- Sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi menjadi perhatian serius Dinas Pertanian setempat. Berbagai upaya dilakukan untuk mendukung ketahan pangan dengan mendongkrak produksi pertanian.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan menyebut, salah satu terobosan yang akan dilakukan pihaknya ke depan untuk mendongkrak produksi pertanian yakni dengan mengoptimalkan program Agrosolution.

Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas pertanian melalui penyediaan input pertanian, permodalan, akses terhadap offtaker dan juga asuransi. Sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan petani.

"Agrosolution itu petani yang menjadi objek, ada pendampingnya. Mulai dari benih, olah lahan, pupuk, dan sebagainya terkait dengan Jasindo, terkait dengan asuransi. Sehingga ketika pada saat petani tidak panen nanti, ada asuransi, ada perbankan yang akan menanggung," kata Arief, Rabu (31/3/2021).

Meski jatah pupuk subsidi di Banyuwangi ada penambahan di tahun ini, seperti subsidi urea mengalami peningkatan sebanyak 60.623 ton, dari tahun sebelumnya yang hanya 49 ribu ton. Namun menurut Arief, berapapun yang diberikan pemerintah terkait dengan kebutuhan pupuk subsidi tidak akan pernah cukup.

"Karena ketika pupuk yang diberikan banyak, masyarakat juga membelinya banyak. Padahal sudah ada aturannya maksimal hanya 2 hektar yang diberikan bantuan untuk penerima pupuk subsidi," ungkapnya.

Sehingga, lanjutnya, program Agrosolution dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi.

"Jadi Agrosolution itu petani tidak menggunakan pupuk subsidi, petani tidak juga mengeluarkan uang dari kantong pribadinya, tapi mereka akan ada yang membiayai, yaitu kur perbankan," terang Arief.

Arief juga membeberkan manfaat dari program Agrosolution ini. Diantaranya meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian.

"Petani hanya tinggal diam di rumah, kalau mereka untung seumpama satu hektar Rp 30 juta, ongkos biaya operasionalnya hanya Rp 15 juta dan sebagainya, petani akan mendapatkan Rp 15 juta sisanya (laba)," tukasnya.

Program ini, kata dia, sudah diimplementasikan sebagian di Kabupaten Banyuwangi. Untuk kedepannya, Dinas Pertanian akan melakukan perluasan lahan tanam sekitar 350 hektar untuk Agrosolution.

Pihaknya juga berharap ada terobosan baru yang nantinya diterapkan khususnya di sektor pertanian selain program Agrosolution.

"Karena Agrosolution itu Kabupaten Banyuwangi yang memulai pertama kali. Harapan kami ada target lain, kita menginginkan ada satu kecamatan yang tidak menggunakan pupuk subsidi nanti, kita akan mencoba itu," pungkas Arief. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya