SUARA INDONESIA

Menengok Wisata Bibit Desa Rejowinangun Purworejo di Tengah Pandemi Covid-19

Agus Sulistya - 23 September 2021 | 08:09 - Dibaca 3.59k kali
Peristiwa Daerah Menengok Wisata Bibit Desa Rejowinangun Purworejo di Tengah Pandemi Covid-19
Warga Desa Rejowinangun sedang menyirami bibit di lahan samping rumahnya (foto: agus/suaraindonesia co.id)

PURWOREJO - Dampak pandemi covid-19 memang sangat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Banyak usaha yang tidak lancar bahkan banyak juga yang mengalami kebangkrutan.

Namun dengan kondisi yang serba sulit seperti sekarang ini hampir tidak dirasakan oleh semua warga di Desa Rejowinangun, Kecamaran Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang menjadi pelaku usaha penyemaian dan penjualan bibit segala macam tanaman.

Warga setempat yang menggeluti usaha pembibitan tersebut memanfaatkan lahan pekarangan dan persawahan yang disulap menjadi area persemaian bibit.

Pemandangan hijaupun terlihat ketika memasuki Desa Rejowinangun, dengan persemaian bibit yang diletakkan di halaman depan, samping atau belakang rumah masing-masing serta hamparan persawahan yang disulap menjadi taman pembibitan dari segala macam tanaman.

Nukhana (52) salah satu pelaku usaha pembibitan di RT 02 RW 01 Desa Rejowinangun mengungkapkan, dirinya dan warga lainya berawal dari uji coba bikin pembibitan tersebut. Namun karena hasil makanya yang tadinya areal persawahan atau padi dirubah menjadi area pembibitan dan persemaian.

"Jadi hasilnya sekarang ini lebih berlipat-lipat dari hasil tanaman padi," ungkapnya saat ditemui di kebunnya, Kamis (23/09/2021).

Lebih lanjut, Nukhana mengatakan, dirinya dan warga lain yang berada di Desa Rejowinangun siap melayani kebutuhan perorangan ataupun dinas dalam partai kecil maupun partai besar.

"Disini kita menyediakan segala jenis tanaman hutan seperti albasia, mahoni afrika, mahoni biasa, jati. Untuk tanaman hias dan buah-buahan kami juga menyediakan,* katanya.

Untuk harga bibit segala jenis tanaman, jelas Nukhana, relatif tergantung speak dan ukuran jadi beda-beda.

"Sejauh ini pengiriman bibit yang paling jauh ke Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera," bebernya.

Nukhana berharap, semoga kedepan pemerintah bisa mengakses produk-produk unggulan pembibitan dari Desa Rejowinangun.

"Mudah-mudahan covid-19 lekas berlalu dan para petani bisa bangkit kembali," harapnya.

Sementara itu, Heri Santosa selaku Kepala Desa Rejowinangun menyampaikan, Desa Rejowinangun penduduknya sekitar 800 KK lebih, dimana mayoritas penduduknya menggeluti usaha penyemaian dan penjualan bibit aneka jenis tanaman.

"Mulai tahun 90an masyarakat mulai menggeluti penyemaian dan penjualan bibit tanaman. Kemudian terus berkembang sampai sekarang mas," ucapnya.

Heri mengungkapkan, sekitar 90 persen rara-rata masyarakat rejowinangun bergelut pada usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman.

"Selain di pembibitan warga rejowinangun juga bekerja sebagai pertukangan, petani dan bikin kerupuk namun mayoritas usaha penyemaian dan pembibitan," jelasnya.

Heri berharap, dengan adanya pembibitan tersebut akan semakin meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Semoga kedepan Desa Rejowinangun bisa menjadi desa wisata. Wisata pembibitan dengan segala macam jenis tanaman. Kami dari pemdes sangat mendukung kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh masyarakat," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Agus Sulistya
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya