JEMBER- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya secara maksimal, untuk menangani kasus Omicron yang mulai menyebar di wilayah Jawa Timur.
Meski demikian, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar masyarakat tetap waspada, karena dari 58 persen pasien yang terjangkit varian baru Covid-19 tersebut, tidak memiliki gejala apapun.
“Masyarakat ini tidak boleh lengah, tetap harus menjaga protokol kesehatan secara ketat. Karena dari 58 persen yang terkonfirmasi, itu tanpa gejala,” katanya, saat melakukan kunjungan kerja ke SMAN 1 Pakusari, Sabtu (29/1/2022).
Sebagai salah satu bentuk pencegahan dini, Gubernur menghimbau kepada warga yang mengalami gejala batuk atau pilek agar dapat seger melakukan pemeriksaan.
“Jadi kalau misal ada yang batuk-batuk atau pilek, segera diperiksakan. Agar bisa tau kondisinya seperti apa, karena kita memang harus waspada,” imbuhnya.
Menurutnya, Pemrpov masih menemukan sejumlah klaster-klaster tertentu di berbagai tempat. Diantaranya klaster kantor, sekolah dan fasilitas umum. Namun, mereka segera ditangani dengan cepat oleh pihak terkait.
“Tentu untuk mereka masing-masing segera ditangani dengan cepat, agar tidak menyebar lebih luas lagi,” lanjutnya.
Khofifah menambahkan, berdasarkan prediksi dari Menteri Kesehatan, puncak dari Omicron diperkirakan akan terjadi setelah 65 hari dari tanggal 16 Januari 2022, yang artinya adalah tanggal 22 Maret 2022.
“Kalau dihitung berati tanggal 22 Maret 2020, itu prediksi dari Menteri Kesehatan. Untuk itu, protokol kesehatan harus tetap kita terapkan secara ketat,” tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi