JEMBER- Seorang juru kunci pantai Payangan bernama Saladin mengaku, dirinya sempat memberikan peringatan kepada rombongan dari Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang hendak melakukan perayaan ritual di bibir pantai.
Menurutnya, jika melihat kondisi medan pasir yang mudah tergerus oleh air laut dan ketinggian ombak saat itu, kegiatan tersebut sama halnya dengan tindakan bunuh diri. Karena jarak anatara lokasi rombongan dan air laut dinilai cukup dekat.
“Saya sudah ingatkan sama mereka bu. Kalian jangan disitu, karena sama saja bunuh diri, ini kan pasir mudah terbawa air bu,” katanya kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat mengunjungi Pantai Payangan, Senin (14/2/2022).
Namun rupanya, rombongan yang dipimpin oleh Nur Hasan tersebut tidak mengindahkan peringatan yang diberikan oleh Saladin dan tetap melakukan aktivitas mereka di area bibir pantai, seperti tidak takut akan kemungkinan terseret oleh ombak.
“Ombaknya besar malam itu, tapi mereka tidak mendengarkan saya,” lanjutnya.
Dirinya menambahkan, berdasarkan kepercayaan yang ada, selama ini Payangan diyakini menyimpan kekuatan gaib. Sehingga banyak masyarakat lokal atau luar Jember datang dan melakukan ritual-ritual yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan.
“Memang disini itu dipercaya oleh orang-orang yang datang, kalau ada kekuatan seperti itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar masyarakat lebih teliti dalam menentukan langkah, serta aktivitas spiritual untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau ingin tenang berdzirlah, cari tempat yang aman dan ikuti para ulama. Insyaallah kita akan selalu dilindungi dan diselamatkan dari hal-hal yang kurang baik,” pintanya.
Dirinya jua menegaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember harus segera melaksanakan upaya preventif, untuk mencegah kecelakaan serupa kembali terjadi. Selain itu melakukan penertiban legalitas, kepada padepokan-padepokan yang ada di Jember.
“Pak Bupati akan segera mengeluarkan surat edaran, jadi nanti titik-titik mitigasi bencana masyarakat juga harus tahu itu,” tandasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, sebanyak 23 orang dari Padepokan Tunggal Jati Nusantara diberitakan melakukan perayaan ritual di salah satu pantai kawasan selatan tersebut, Minggu (13/2/2022).
Naas, di tengah aktivitasnya mereka terseret oleh ombak besar dan menyebabkan sebelas orang meninggal dunia dan dua belas lainnya dapat diselamatkan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi