JEMBER - Aktivis Pendidikan PGRI Jawa Timur Ilham Wahyudi, ikut menyoroti dugaan pencemaran BMM yang berdampak pada mata air sumur SDN Glagahwero 1 Kalisat.
Menurut Ilham, dirinya merasa terpanggil dan memiliki kewajiban untuk ikut bersuara karena yang terdampak adalah sektor pendidikan.
"Kami hanya menyerukan, segera tindak lanjuti dan cari jalan keluarnya. Karena air adalah kebutuhan di sekolah. Pertamina harus tegas turun tangan," pintanya, Senin (24/10/2022) lewat sambungan selulernya.
Ilham khawatir, air di sekolah tersebut secara tidak langsung takut dikonsumsi oleh anak didik.
"Kalau sampai diminum itu bisa bahaya, semoga tidak ada. Kalau terjadi apa-apa siapa yang tanggungjawab. Sementara anak usia sekolah dasar, habis olah raga kadang cari air," tuturnya.
Pihaknya berharap, pihak SPBU Kalisat bisa mencarikan solusi terbaik untuk kebaikan semua.
"Jangan sampai, dibiarkan berlarut-larut. Kasihan anak didik kita butuh kenyamanan di sekolah," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala SDN Glagahwero Muklis membenarkan, jika sumber mata air sumur di sekolahnya berbau menyengat.
Kondisi itu, diakuinya sudah berlangsung beberapa hari. Bahkan, dirinya sudah melaporkan keluhan itu kepada pihak terkait.
Sementara bagian pengawas SPBU Anwar Nuris, mengaku sudah menerima informasi terkait sumur warga yang diduga tercemar BBM. Pihaknya juga telah menindaklanjuti keluhan warga tersebut.
"Kami sudah mengambil sample di lima titik rumah warga terdekat. Memang airnya berbau. Kita masih menunggu hasil labnya," ungkapnya.
Kendati demikian, Anwar membantah tudingan bahwa air sumur tercemar BBM. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan air berbau menyengat.
Dirinya beralasan, salah satunya karena kadar zinc atau ZN yang terbawa hujan. Jadi belum tentu dari BBM.
"Nanti malam, pukul 20.00 WIB, kami akan cek ke lokasi lagi. Kami bersama Pertamina," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi