JEMBER- Banyak guru di Kabupaten Jember, Jawa Timur, selain dibuat kerepotan dengan kewajiban mengisi aplikasi 'Si Keren' mereka juga mengaku dibuat stres.
Bukan tanpa alasan, laporan dan jurnal yang dibuat setiap hari selama satu bulan, di bulan Oktober lalu mendadak hilang dan harus membuat lagi dari awal.
Tidak hanya itu, aplikasi ini juga diakui sering error dan susah diakses di daerah pinggiran.
"Bagaimana tidak stres, kami sudah susah payah setiap hari mengisi, tiba-tiba hilang," ungkap salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya, Selasa (01/11/2022).
Diakuinya, sejak diterapkan aplikasi itu, banyak guru yang seharusnya konsentrasi mendidik siswa, ini justru harus ngetik melototin laptop.
"Terus terang, ini sangat tidak efektif. Tolong, ini bisa menjadi evaluasi bersama. Bahkan, sampai rumah yang seharusnya konsentrasi sama keluarga, kadang masih berurusan sama 'Si Keren'," ujarnya mengeluhkan.
Pernyataan senada disampaikan oleh salah seorang guru SD inisial RL.
Diakuinya beberapa hari ini, ia dibuat stres dan tidak enak makan gegara tuntutan mengisi aplikasi 'Si Keren'.
"Stres lah pak. Kami disisi lain diwajibkan, disisi lain aplikasi ini sering error dan disini signal tidak mendukung," keluhnya.
Sebelumnya, Aktivis PGRI Jawa Timur Ilham Wahyudi meminta kepada Bupati Jember untuk meniadakan kewajiban itu.
Menurut Ilham, tugas utama guru adalah mendidik, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi.
"Jangan ditambah dengan kewajiban yang terkesan membuat beban dan menyusahkan pada guru," lugasnya.
Sementara disisi lain, menurut Ilham, angka tunjangan kinerja yang diterima guru P3K masih jauh dari harapan.
Sementara Plt.Kepala Dinas Pendidikan Jember, masih belum menjawab pertanyaan wartawan. "Maaf mas masih ada rapat," jawabnya singkat, saat dikonfirmasi lewat selulernya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Tamara F |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi