JEMBER- Nasib honorer tenaga kesehatan (nakes) semakin memperihatinkan, selain status belum ada kejelasan, insentif jasa pelayanan (japel) sering molor.
Informasi itu diungkapkan salah seorang nakes yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, keterlambatan itu sudah sangat sering terjadi, padahal itu adalah satu-satunya upah yang diharapkan oleh nakes.
“Bagi kami meski tidak seberapa, japel itu satu-satunya sumber yang kami harap. Tetapi, sampai bulan ini belum juga turun,” katanya menjelaskan, Rabu (09/03/2023).
Pihaknya berharap, Pemkab Jember bisa mendengarkan jeritan tangis para honorer nakes yang sampai saat ini memprihatinkan.
“Ingat bapak, jabatan di pundak anda adalah amanah. Kami hanya bisa berdo’a, agar apa yang menjadi harapan kami bisa dikabulkan,” katanya.
Sementara Ketua Forum Honorer Tenaga Kesehatan (FHTK) Kabupaten Jember, Dwi Rendra mengaku sudah biasa dengan kondisi itu.
Menurut Rendra, Kapitasi dari BPJS itu adalah sumber utama dari honorer nakes untuk pengganti bensin. Namun, sudah hampir tiga bulan tidak kunjung cair.
“Biar masyarakat tahu, inilah yang kami alami. Kami benar-benar terkesan merasa dianaktirikan. Japel itu adalah satu-satunya harapan nakes, kemana hati nurani kalian,” katanya.
Sementara Plt.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Koeshar Yudyarto, saat dikonfirmasi lewat pesan singkatnya masih belum ada jawaban.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi