CILACAP, Suaraindonesia.co.id - Oknum anggota DPRD Kabupaten Cilacap dari fraksi PDI Perjuangan berinisial AAJ saat ini sedang dikejar-kejar seseorang pria berinisial T pemilik toko material warga Kecamatan Maos karena masalah hutang-piutang.
Menurut pengakuan T, AAJ memiliki sisa hutang material kepadanya senilai puluhan juta rupiah yang belum dibayar hingga saat ini.
Awal mula tahun 2017 saat AAJ wanita asal Kecamatan Kesugihan ini masih menjadi kontraktor dan belum menjabat sebagai wakil rakyat.
"Saat itu beliau akan mengerjakan proyek APBD pekerjaan kelistrikan dan belanja material di toko saya, tapi baru bayar uang muka Rp. 20 juta," ungkap T kepada wartawan di kediamannya, Rabu (28/06/2023).
Lebih lanjut, kata narasumber T, bahwa AJJ menjanjikan akan melunasi sisa pembayaran material setelah pekerjaan selesai dan setelah melakukan penagihan.
Namun setelah proyek selesai dan telah diserahterimakan, utang material tersebut tak kunjung dilunasi oleh oknum anggota DPRD Cilacap itu. Diduga AJJ ingkar janji.
"Semenjak beliau jadi anggota dewan, saya mencoba menagihnya berulang kali dan cuma dibayar Rp. 5 juta, pernah Rp. 20 juta. Jadi sisa hutangnya ke saya masih banyak," ujar T, pemilik toko material ini.
Kendati AJJ sudah mencicil hutang, namun T meminta agar segera dilunasi seluruhnya karena sudah bertahun-tahun tidak melunasi sisa hutang tersebut.
"Kebetulan saya sedang membutuhkan uang untuk biaya berobat keluarga yang sedang sakit, belum lagi kebutuhan anak kuliah, jadi saya minta hutangnya segera dilunasi," pintanya.
T sendiri juga mengaku telah menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan, namun AJJ hingga saat ini belum juga melunasi utang tersebut.
"Tolong lah kalau memang ada itikad baik ya segera dilunasi, kalau tidak ada kejelasan seperti ini, saya akan laporkan ke Dewan Kehormatan DPRD," tegasnya.
Sementara itu AJJ saat dihubungi melalui sambungan telepon untuk dikonfirmasi tidak merespon.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Satria Galih Saputra |
| Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi