SURABAYA - Hasil survei pasangan calon Pilkada Surabaya yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga yang berbeda, memantik reaksi beberapa orang. Termasuk pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Agus Machfud Fauzi.
Pasalnya, paslon nomor urut 1 dan nomor urut 2 sama-sama unggul di survei lembaga yang berbeda. Di survei Populi Center dan Pusdeham, pasangan Eri - Armuji lebih unggul dengan selisih 6 persen. Sementara pasangan Machfud - Mujiaman unggul 17,6 persen di survei Poltracking.
Menurut Agus, hasil survei yang dikeluarkan oleh Poltracking dan Pusdeham perlu dihormati. Sebab, kedua lembaga itu selama ini cukup dikenal memiliki kredibilitas yang bagus.
"Kedua lembaga itu selama ini kredibilitasnya bagus, sehingga itu hasilnya sementara ini harus kita hormati," katanya saat dikonfirmasi suaraindonesia.co.id melalui sambungan seluler, Selasa (3/11/2020) malam.
Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial dan Media Baru UNESA itu, melihat bahwa tak ada yang salah dari hasil survei tersebut. Bahkan, ia tak setuju apabila Poltracking dituding mengunggulkan pasangan Machfud Arifin - Mujiaman.
"Poltracking bukan mengunggulkan. Karena itu hasil survei yang kebetulan hasilnya seperti yang dilihat. Begitu juga yang dihasilkan Pusdeham," tandas Agus.
Terkait hasil survei yang mengalami perbedaan, Agus menjelaskan, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Pertama, persoalan waktu pelaksanaan survei yang berbeda. Kedua, metodologi yang tidak sama persisi. Terakhir, penempatan sampling yang diambil juga tak sama persis.
Sementara itu, ia menegaskan, semua jawaban dari hasil survei itu benar-benar bisa dibuktikan ketika pelaksanaan pemilu berlangsung.
"Yang akan membuktikan pada proses pemilu (waktu pencoblosan) nanti. Apakah selanjutnya informasi yg diberikan responden kepada Poltracking dan Pusdeham itu kemudian ada titik temu atau tidak," pungkasnya. (lhm)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi