SUARA INDONESIA

Kewalian Gus Dur Terungkap, Berikut 10 Ucapan Gus Dur yang Tak Masuk Akal tetapi Kini Jadi Kenyataan

Haerul Anwar - 10 August 2022 | 08:08 - Dibaca 1.83k kali
Artikel Kewalian Gus Dur Terungkap, Berikut 10 Ucapan Gus Dur yang Tak Masuk Akal tetapi Kini Jadi Kenyataan
Kala Gus Dur bersama ulama khoz (Foto: @angjiquranyuks)


SUARA INDONESIA - Gus Dur adalah tokoh bangsa yang hingga kini namanya masih melekat di ingatan masyarakat Indonesia walaupun dirinya telah lama wafat.

Terdapat banyak humor yang membuat orang tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya.

Sebab itulah, ia tidak bisa dilupakan dan selalu dikenang.

Selain pandai menghibur orang di sekitarnya, ucapan-ucapan Gus Dur kini banyak yang menjadi kenyataan.

Kejadian tersebut tidak hanya terjadi sekali tetapi berulang kali, mulai dari prediksi bola, presiden, hingga kematiannya.

Berikut ini 10 ucapan Gus Dur yang menjadi kenyataan:

Pertama, Jokowi Menjadi Presiden

Hal tersebut terjadi pada Tanggal 8 Agustus 2006, ketika Gus Dur mampir ke rumah dinas Wali Kota Solo yaitu Jokowi.

Kala itu, Jokowi baru enam bulan menjabat sebagai Wali Kota.

Lalu pada kesempatan itu Gus Dur berkata, “siapapun yang dikehendaki rakyat termasuk Pak Jokowi ini, kalau dia jadi wali kota yang baik juga bisa jadi Presiden.”

Saat itu, Jokowi hanya senyum-senyum menanggapinya.

Namun sekarang terbukti, Jokowi menjadi presiden, bahkan sudah memasuki periode kedua.

Kedua, DPR seperti Taman Kanak-Kanak

Peristiwa ini terjadi ketika Gus Dur dimintai pertanggungjawaban oleh DPR di dalam rapat paripurna.

Lantang Gus Dur mengatakan, DPR seperti Taman Kanak-Kanak. Ucapan tersebut bukan tak beralasan.

DPR kerap kali jalan-jalan dengan istilah kunjungan kerja, padahal kegiatan tersebut cenderung hanya menghabiskan anggaran negara.

Belum lagi di antara mereka malah rebutan proyek, membuatnya seperti anak-anak yang sedang memperebutkan mainan.

Kala itu, banyak anggota DPR yang tersinggung walaupun banyak juga yang setuju dengan celotehan Gus Dur tersebut.

Ketiga, Lengsernya Presiden Soeharto

K.H. Bukhori Masruri pernah bercerita bahwa Gus Dur pernah mengatakan, Soeharto akan mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Ucapan tersebut disampaikan 11 bulan sebelum lengsernya Soeharto.

Tepatnya, pada saat K.H. Bukhori Masruri, Gus Dur, dan pengurus NU Jogja lainnya sedang berdiskusi terkait berbagai masalah.

Akan tetapi, tiba-tiba Gus Dur memotong dan berkata, “sudah tak usah bicara itu, sebentar lagi Pak Harto jatuh.”

Sontak K.H. Bukhori kala itu tak percaya, mengingat Soeharto secara politik dan ekonomi sangatlah kuat sehingga mustahil bisa dilengserkan.

Namun kenyataan kembali berpihak pada Gus Dur. Sebelas bulan kemudian, Soeharto benar-benar Lengser sebagai presiden.

Keempat, Gus Dur Menjadi Presiden

Hal ini dapat disimak dalam perbincangan Gus Dur dengan Luhut Panjaitan.

Suatu hari, Luhut bertemu Gus Dur saat hendak berangkat untuk menjadi duta besar di luar negeri.

Tiba-tiba Gus Dur berkata, meminta luhut agar tidak perlu berangkat untuk menjadi duta besar karena sebentar lagi Gus Dur akan menjadi presiden.

Gus Dur berkata, “ini kiai saya ada sembilan termasuk ada yang dari Lampung. Saya dapat bisikan kalau saya akan jadi presiden.”

Luhut tetap berangkat ke luar negeri untuk menjadi duta besar.

Namun kemudian Luhut begitu kaget, saat melihat nama Gus Dur berada di antara kandidat calon presiden di Pemilu 1999.

Dan pada akhirnya, Gus Dur secara resmi terpilih menjadi Presiden RI pada Tahun 1999.

Kelima, Pelengseran Dirinya Sebagai Presiden

Tatkala ditanya tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas penjatuhan dirinya dari kursi presiden.

Gus Dur berkata, “besok-besok akan terbukti sendiri oleh bangsa ini”, saat itu ia menyebut nama Megawati dan Amien Rais.

Pada kenyataannya, terbitlah buku dengan judul “Menjerat Gus Dur” yang ditulis oleh Virdika Rizky Utama yang menjawab semuanya.

Daftar nama yang menjadi dalang atas pelengseran Gus Dur pun, diungkap semua di dalam buku tersebut.

Keenam, K.H. Said Aqil Menjadi Ketua PBNU

Peristiwa ini terjadi Ketika Gus Dur meminta K.H. Said untuk menyediakan air putih dan roti tawar untuk sarapan.

Lalu, K.H. Said juga diminta membacakan kitab Ihya Ulumuddin. Namun baru membaca dua paragraf, Gus Dur sudah mendengkur, tertidur pulas.

Lima menit kemudian, Gus Dur terbangun dan berkata kepada K.H. Said, “sampean akan jadi ketua PBNU di atas usia 55 tahun”.

Ucapan itu menjadi kenyataan. K.H. Said terpilih sebagai ketua PBNU pada Muktamar ke-32 di Makassar di usia 56 tahun.

Karomah Gus Dur tersebut tampak tidak hanya pada aspek terpilihnya sebagai ketua PBNU.

Namun, ucapan bahwa akan menjadi ketua PBNU di atas usia 55 tahun juga menjadi kenyataan.

Ketujuh, Ajudan Gus Dur Menjadi Kapolri

Ajudan Gus Dur yang dimaksud adalah Sutarman. “Nanti Pak Tarman akan jadi Kapolda Metro. Setelah itu, Pak Tarman akan menjadi Kapolri”, kata Gus Dur.

Mendengar ucapan tersebut, orang-orang hanya tertawa mendengar berita itu. Bahkan yang bersangkutan mengatakan, bermimpi menjadi Kapolri saja dirinya belum pernah.

Akan tetapi, tepat pada 23 Oktober 2013, Sutarman ternyata resmi dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden SBY.

Kedelapan, Ahok Menjadi Gubernur

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ternyata sudah diramalkan menjadi gubernur oleh Gus Dur.

Kala itu, Ahok sedang mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung.

Namun, takdir tidak berpihak pada Ahok, akhirnya ia menelan kekalahan pada waktu itu.

Lantas Ahok berkata “udahlah nggak usah gugat-gugat”. Dan berkata kepada Gus Dur, “orang Cina nggak bisa jadi gubernur Gus”.

“Siapa bilang?”, jawab Gus Dur. “Jangankan jadi gubernur, jadi presiden saja kamu bisa", imbuhnya.

Kenyataan itu akhirnya datang. Ahok diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta saat Jokowi terpilih sebagai Presiden RI.

Kesembilan, Skor Piala Dunia

Sejak muda, Gus Dur memang sangat menyukai sepak bola.

Bahkan dia pernah beberapa kali menulis di majalah Tempo dan Kompas tentang analisisnya pada sejumlah pertandingan sepak bola.

Suatu contoh, pada perhelatan piala dunia 1998, Brazil berhadapan dengan Skotlandia.

Gus Dur memprediksi skor akan berakhir 2-1 untuk kemenangan Brazil. Dan akhirnya hal itu benar terjadi.

Kemampuan memprediksikan pertandingan tersebut, membuat Gus Dur menjadi langganan wartawan saat musim pertandingan bola tiba.

Kesepuluh, Prediksi Kematiannya Sendiri

Diceritakan, Gus Dur sedang bersama Prof. Suhardi yang merupakan guru besar UGM dan pernah menjadi Dirjen di Departemen Kehutanan pada era Gus Dur.

Beberapa hari sebelum wafat tepatnya di ruang ICU, Gus Dur berkata kepada Prof. Suhardi, “saya titip bangsa ini, tolong ikut dikawal Pansus Century di DPR”.

“Besok Kamis, saya akan pulang ke Tebuireng dengan diantar banyak orang. Saya sudah ditunggu ayah saya di sana”, tambah Gus Dur.

Lantas Gus Dur wafat sesuai dengan apa yang disampaikan kepada Prof. Suhardi.


(Anwar/Rul)***

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Haerul Anwar
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV