SUARA INDONESIA

Kasihan! Dampak PMK, Pedagang Kerupuk Kulit Sapi Asal Ngawi Sepi Pembeli

Ari Hermawan - 27 June 2022 | 23:06 - Dibaca 1.72k kali
Peristiwa Daerah Kasihan! Dampak PMK, Pedagang Kerupuk Kulit Sapi Asal Ngawi Sepi Pembeli
Pedagang kerupuk kulit sapi tidak laku lantaran terdampak PMK. Foto: Ari Hermawan/ suaraindonesia.co.id

NGAWI - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi terus menyebar di berbagai daerah terutama wilayah Jawa Timur.

Penyakit yang terletak pada mulut dan kuku itu, kini tengah menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah.

Pasalnya, selain merugikan peternak sapi, penyakit yang kini tengah dilakukan pencegahan melalui vaksin tersebut juga berdampak pada pedagang kecil, seperti halnya Pak Suwarno.

Laki-laki usia 46 tahun warga Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu dagangannya terlihat masih utuh. Ia mengeluh lantaran dagangannya sepi akibat PMK.

"Sebetulnya kerupuk kulit sapi ini jauh dari wabah PMK, tapi karena ada kaitannya dengan sapi sehingga pembeli takut, dagangan saya pun jadi sepi," kata Suwarno, Senin (27/6/2022).

Pedagang kerupuk kulit sapi yang biasa berjualan di Jalan Trunojoyo sebelah kantor damkar selama ada wabah PMK mengaku sehari hanya laku tiga bungkus.

"Sebelum ada PMK dagangan saya selalu habis. Sekarang, laku 3 bungkus saja sudah bagus. Perbungkus 10 ribu, jadi hasilnya hanya bisa buat beli bensin transport," ujarnya.

Suwarno yang tidak tersentuh bantuan dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (Blt), BPNT dan PKH itupun tak bisa berbuat banyak atas wabah yang berdampak pada ekonominya.

"Saya tidak bisa berbuat banyak, hanya berharap kepada pemerintah segera atasi wabah ini, agar kami yang terdampak dapat kembali mengais rejeki sesuai harapan," ucap Suwarno penuh harap.

"Dan mudah-mudahan pemerintah memperhatikan keadaan ekonomi kami, baik peternak sapi dan yang terdampak, sehingga ada bantuan yang perlu disalurkan," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ari Hermawan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV