JEMBER - Dugaan pencemaran yang berdampak ke beberapa rumah dan salah satu sekolah dasar di Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur masih belum menemui titik terang.
Bahkan, pihak (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) SPBU Kalisat memilih diam, tidak menjawab pertanyaan wartawan saat ditanyakan bagaimana hasil laboratorium.
Padahal, pihak SPBU Kalisat sebelumnya memastikan, bahwa hasil laboratorium akan disampaikan kepada masyarakat dan wartawan empat belas hari, telah pengambilan sampel.
Namun, hingga hari ini belum juga ditunjukkan langsung secara terbuka kepada masyarakat.
Salah seorang penjaga perumahan Cluster Diponegoro Land mengaku, sampai saat ini belum menerima bukti hasil lab secara tertulis sebagaimana dijanjikan pihak SPBU.
"Seharusnya pihak SPBU memberikan kabar kepada warga, bagaimana hasilnya. Airnya ini masih menyengat kembali, silahkan cek sendiri," papar pria yang akrab disapa Ris, Jumat (02/12/2022).
Kata dia, seharusnya pihak SPBU koorperatif melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan duduk bersama.
"Minimal duduk bersama mendengarkan keluh kesah masyarakat yang terdampak. Masyarakat tidak minta uang, butuh sumur bisa kembali seperti semula," harapnya.
Selama ini, menurut Ris, masyarakat masih sabar dan diam, karena menghargai etikad baik pihak SPBU.
"Hasil labnya mana, kami belum membaca. Jangan terkesan sepihak begitu," pintanya.
Sementara Ketua LBH Jember Raya, Luboyk Dairobbie, S.H sangat menyayangkan respon pemerintah setempat yang terkesan acuh-tak acuh dengan kondisi itu.
"Pemerintah setempat Camat atau Kades harusnya ikut memediasi, warga yang terdampak dan berpotensi terdampak tunjukan hasil labnya. Kalau memang negatif, masyarakat butuh tahu langsung," paparnya.
Lubboyk mengaku heran, mengapa pihak SPBU tidak menunjukan langkah kooperatif kepada masyarakat.
"Apa salahnya duduk bersama, melakukan pendekatan dan menguatkan emosional. Ini malah kesannya pihak SPBU kurang kooperatif kepada warga sekitar," paparnya.
Pria lulusan fakultas hukum salah satu kampus ternama di Jawa Timur ini berkomitmen, akan terus mengawal dugaan itu sampai terang benderang.
"Agar tidak ada prasangka. Kalau memang negatif ayo bilang negatif mana hasil labnya. Kalau positif, bagaimana jalan keluarnya," tegasnya.
Sebelumnya, Owner SPBU 54-681-14, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Wahyu Hadi Nugroho, akhirnya angkat bicara terkait pemberitaan dugaan kebocoran BBM.
Pihaknya membantah dan belum bisa memastikan, bahwa air sumur mengeluarkan bau menyengat karena diakibatkan oleh bocornya SPBU yang dia kelola.
Bahkan, Wahyu mengklaim, dirinya telah mengambil sample ke salah satu sumur warga yang diduga tercemar BBM tersebut. Kemudian, sample itu di letakkan di bejana.
Kendati begitu, dirinya menjelaskan itu hanya perkiraan atau dugaan semata.
Wahyu sebelumnya juga mengaku, telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina, untuk melakukan uji laboratorium pada sample air yang diambil dari beberapa sumur warga.
Namun, hingga sebulan lebih dari apa yang dijanjikan, masyarakat banyak yang mengaku belum mengetahui hasilnya.
Sampai berita ini ditulis, SPBU Kalisat beberapa hari lalu, sudah kembali beroperasi seperti biasanya.
Kendati begitu, masyarakat masih belum berani menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, karena masih ada bau menyengat.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi